Ini Sebab Rabies Sangat Berbahaya, Bahkan Mematikan

Vaksinasi Anjing Cegah Rabies
Sumber :
  • VIVAnews/Tri Saputro

VIVA – Hingga saat ini masih banyak masyarakat yang menganggap remeh kasus rabies. Banyak yang berpikir bahwa hanya dengan dibersihkan dengan alkohol, gigitan hewan yang terinfeksi virus rabies akan sembuh. 

Kondisi Miris Ratusan Anjing Sitaan di Semarang, Ada yang Kena Cacing Jantung Hingga Malnutrisi

Padahal menurut Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi, satu gigitan anjing bisa merenggut nyawa manusia. Gigitan anjing ini bisa menularkan penyakit rabies kepada manusia yang berujung pada kematian.

Rabies menyerang sistem saraf pada manusia dan hewan berdarah panas (anjing, kucing, kera) yang disebabkan oleh virus rabies. Virus rabies bisa menular melalui gigitan dan non gigitan (goresan, cakaran atau jilatan) pada kulit yang terbuka (luka) oleh hewan yang terinfeksi virus rabies.

22 Warga Padang Positif Rabies Usai Diserang Anjing

"Setelah masuk ke dalam tubuh, virus rabies bereplikasi dan menjalar dari susunan saraf perifer ke susunan saraf pusat," kata Nadia Tarmizi dalam siaran pers yang diterima VIVA, Jumat, 1 Maret 2019.

Gejala klinis akan muncul setelah virus rabies mencapai susunan saraf pusat dan menginfeksi seluruh neuron. Ini terutama terjadi di sel-sel limbik, hipotalamus dan batang otak. Virus rabies menyebar melalui sistem saraf, sehingga tidak terdeteksi melalui pemeriksaan darah.

Jurus Istri Kapolri Wujudkan Bali Zero Rabies

"Hingga saat ini belum ada teknologi yang bisa mendiagnosa dini sebelum muncul gejala klinis rabies," kata Nadia.

Gejala rabies pada hewan sangat bervariasi, antara lain adanya perubahan tingkah laku seperti mencari tempat yang dingin dan menyendiri, agresif atau menggigit benda-benda yang bergerak termasuk terhadap pemilik, pica (memakan benda-benda yang tidak seharusnya menjadi makanannya), hiperseksual, mengeluarkan air liur berlebihan, inkoordinasi hingga kejang-kejang. 

Sementara rabies pada manusia menunjukkan gejala radang otak akut (encephalitis) seperti hiperaktivitas, kejang, atau kelumpuhan (paresis/paralisis), terjadi koma dan biasanya meninggal karena gagal pernapasan pada hari ke-7 hingga 10 sejak timbul gejala pertama (onset) serta mempunyai riwayat gigitan oleh hewan penular rabies (HPR).

"Apabila penderita rabies telah menunjukkan tanda klinis, biasanya berujung pada kematian baik pada hewan maupun manusia. Biasanyaa hewan rabies akan mudah agresif menyerang manusia tanpa sebab, kondisi ini mengakibatkan timbulnya rasa takut dan kekhawatiran bagi masyarakat," tutur Nadia.(rna)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya