Terungkap, Alasan Sulit Sekali Mengubah Gaya Hidup Jadi Lebih Sehat

Ilustrasi lari.
Sumber :

VIVA – Sejak tahun 2016, masyarakat Indonesia ternyata mulai memperhatikan gaya hidup mereka dan perlahan mengubahnya menjadi lebih sehat. Lembaga survei Nielsen membuktikan, sebanyak 70 persen penduduk Indonesia kini mulai berubah gaya hidupnya menjadi lebih sehat.

Sederet Tips Jitu untuk Turunkan Berat Badan Setelah Lebaran

Namun, di sisi lain, Riskesdas tahun 2018 mencatat adanya tren peningkatan obesitas (kelebihan berat badan) orang dewasa sejak tahun 2007 dari 10,5 persen menjadi 21,8 persen. Dan sebanyak 33,5 persen penduduk Indonesia masih kurang melakukan olahraga serta sebanyak 95 persen orang Indonesia minim sekali mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.  

Dari hasil data di atas, dipastikan masyarakat Indonesia belum 100 persen sukses menerapkan pola hidup sehat pada diri sendiri dan lingkungan.

Atasi Ketiak Basah dan Bau Tak Sedap dengan 5 Tips Ini

Banyak alasan yang membuat masyarakat akhirnya tidak menerapkan pola hidup sehat.  Hal tersebut diungkapkan langsung oleh Alvin Hartanto selaku lifestyle nutrition expert.

Salah satu penghalangnya adalah inertia yang ada pada tubuh kita. Inertia adalah mekanisme tubuh yang memberikan perlawanan terhadap perubahan, walaupun perubahan tersebut positif.

Cegah Pengapuran, 4 Makanan Ini Bisa Bikin Tulang Kuat dan Sehat

"Inertia dalam tubuh punya peran penting untuk menjaga homeostatis di badan. Homeostatis fungsinya menjaga keseimbangan. Ketika kita ingin mengubah pola hidup, ada penolakan dari inertia untuk melakukan hal-hal yang bukan kebiasaan. Jadi bisa dianggap sebagai gangguan," kata Alvin saat ditemui baru-baru ini.

Lantas bisakah inertia bisa dilawan? Dengan tegas Alvin mengatakan bisa. Asal, semua harus datang dari dalam hati.

"Pasti bisa (melawan Inertia), asal kita harus benar-benar berkomitmen dan mengubah mindset kita selama ini. Beberapa pakar mengatakan bahwa untuk adaptasi memulai gaya hidup baru, hidup sehat dibutuhkan waktu 3 sampai 4 minggu. Sementara kebanyakan orang sudah mundur dalam rentang waktu 2 minggu," kata Alvin.

Memegang komitmen pun menjadi landasan utama seseorang menjalani hidup sehat dengan benar dan tepat. Menurut Alvin, semua harus diubah, dari mulai komitmen yang sungguh-sungguh, konsisten dan mengubah pola pikir.

“Contohnya, kita sering mengeluh jika sebulan berat badan hanya turun 2 kilogram. Padahal hal tersebut wajar. Hanya saja terbentuk oleh persepsi masyarakat yang bisa turun 5 kilogram sebulan," katanya.

Tidak hanya inertia, ada beberapa faktor lainnya yang sangat memengaruhi kegagalan Anda mengubah pola hidup sehat.

"Pertama, faktor psikologis seperti anggapan melakukan perubahan adalah proses yang rumit. Kedua, lingkungan sekitar yang kurang mendukung," katanya.

Dan dari sisi psikologis, Vera Itabiliana yang tak lain adalah pakar psikologi memberikan beberapa tips untuk melawan inertia.

"Lingkungan di sekitar juga harus bisa mendukung, tidak hanya keluarga atau teman, tapi juga sumber daya lain seperti peralatan rumah tangga. Misalnya dengan menggunakan peralatan yang mudah digunakan dan efisien waktu. Jadi ada waktu luang lebih banyak untuk berolahraga," kata Vera yang dijumpai di kesempatan yang sama.

"Jangan pernah membandingkan diri Anda dengan orang lain. Sebab setiap orang memiliki karakter dan tubuh yang berbeda pula," ucapnya menambahkan. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya