- dribbble.com
VIVA – Dalam beberapa tahun belakangan aplikasi kencan online seperti Tinder makin populer di kalangan generasi muda. Jumlah penggunanya pun terus meningkat setiap tahunnya.
Namun belakangan, Tinder disebut menjadi pemicu meningkatnya kehamilan tidak diinginkan di antara para wanita lajang. Menteri Kesehatan Inggris, Jackie Doyle-Price, mengatakan, banyak yang hamil secara tidak sengaja saat berhubungan jangka panjang dengan kenalan di aplikasi Tinder.
Hal ini membuat angka kehamilan yang tidak diinginkan kini tumbuh lebih cepat pada wanita usia 30 tahunan. Jumlah ini berbanding terbalik dengan kehamilan tidak diinginkan pada remaja yang cenderung menurun.
Oleh sebab itu, Doyle-Price meminta wanita untuk berpikir dua kali sebelum melakukan hubungan seks bebas.
Seperti dilansir dari The Sun, menurut catatan resmi pada 2017, jumlah aborsi di Inggris meningkat hampir delapan kali lebih banyak pada wanita di usia 30-an dibandingkan para remaja.
Walau tingkat aborsi pada remaja telah berkurang setengahnya dalam satu dekade terakhir, jumlah itu justru meningkat pada wanita berusia 30 hingga 34 tahun, yang naik hampir seperempatnya.
“Pertumbuhan kehamilan yang tidak direncanakan kini bukan pada remaja lagi --tapi di usia tiga puluh tahun. Kami berbicara tentang generasi Tinder. Yang cenderung terjadi, adalah saat seorang berhubungan dengan seorang wanita dan memiliki hubungan baru lagi, saat itulah kehamilan yang tidak direncanakan cenderung terjadi," kata dia.
Doyle-Price juga mengatakan bahwa aturan seputar pil kontrasepsi selama ini mungkin tidak terlalu ketat, sehingga pengguna tidak perlu lagi check-up setiap enam bulan. Dia menyamakannya dengan para pria yang kini bisa membeli Viagra tanpa harus diperiksa oleh dokter.
Oleh sebab itu, ia meminta perempuan untuk lebih lantang ketika mencari perawatan medis, sehingga mereka mendapatkan perawatan yang dibutuhkan. (art)
