Ilmu Dasar Olahraga Lari untuk Pemula, Mulai dari Kostum hingga Teknik

Ilustrasi lari
Sumber :
  • Nike Indonesia

VIVA – Dianggap sebagai olahraga paling murah dan mudah, seringkali orang menyepelekan olahraga yang satu ini, yaitu lari. 

Solar, Supershoes Pertama Ortuseight Kolaborasi dengan Andy Wibowo

Memang, lari tak membutuhkan perlengkapan khusus, bisa dilakukan di mana pun dan kapan pun. Tapi ada beberapa hal penting mendasar yang perlu diketahui agar terhindar dari cedera atau ketidaknyamanan saat lari, yang bisa berakibat mengendurkan niat berolahraga kembali. 

Ditemui usai acara Combiphar Media Workshop and Weekend Gateway, di Jambuluwuk Ciawi, Bogor, Jawa Barat, Sabtu 23 Maret 2019, Yasha Chatab, Director Combi Run Academy dan pendiri komunitas lari IndoRunners, menggarisbawahi hal penting untuk diketahui sebelum berolahraga lari. 

1000 Peserta Bakal Ikuti Grid Cardio Rush, Ada Pemain Dewa United

"Pertama, siapkan tujuan, kenapa mau lari. Kalau enggak ada tujuan ngapain nyiksa diri. Paling simpel ya supaya kurus. Kedua adalah teknik, supaya lebih nyaman, secara gradual dan kecepatan lebih tinggi. Enggak mesti kencang," jelasnya. 

Hal mendasar yang kerap disepelekan lainnya adalah kostum. Meski terbilang olahraga murah, jangan lantas mengabaikan urusan sepatu. 

Dimas Seto dan Dhini Aminarti Ajak Puluhan Artis Olahraga Lari dan Donasi

Menggunakan sepatu khusus lari tentu disarankan agar lebih nyaman dan terhindar dari cedera, seperti kram. Begitu pula dengan baju yang nyaman dan cepat menyerap keringat. 

"Pakai sepatu apa, baju apa saat lari, lari di mana yang aman. Ketiga, (pelajari) teknik-teknik pemanasan, teknik lari dan pendinginan seperti apa, itu hal yang mendasar," ujar Yasha.

Sementara untuk durasi, mulai saja dengan standar kenyamanan masing-masing. Namun disarankan selama 30 menit. Untuk mengetahui kadar nyaman tidaknya seseorang, kenali dengan cara kemampuan untuk mengobrol. 

"Nyaman saat lari itu masih bisa ngobrol. Kalau ngos-ngosan, kalau pemula berhenti saja dulu, diperlambat, mulai lagi pelan-pelan, kondisi sudah lebih bagus enggak apa-apa. Kalau tahap advance, ada alat pengukur detak jantung. Terlebih di usia 30 tahun ke atas, harus memperhatikan itu," tuturnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya