Gemar Main Gadget, Waspada Terserang Neuropati

Ilustrasi main gadget dan chatting
Sumber :
  • Pixabay/DariuszSankowski

VIVA – Pengguna gadget semakin hari kian banyak, hal ini tak lepas dari semakin banyaknya fungsi yang ditawarkan ponsel pintar tersebut. Dari memesan makanan, transportasi, main game, berkirim pesan, gambar, menyimpan data, hingga fotografi, semua kini bisa dilakukan dalam satu alat saja.

Akan Ada 2 HP Baru yang Meluncur Abis Lebaran

Kemudahan tersebut yang akhirnya membuat semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk berinteraksi dengan gawai. Bahkan, meski tak ada notifikasi, rasanya tangan akan bergerak reflek menyentuh ponsel. Terlebih kalangan milenial usia 20 hingga 35 tahun yang menurut survei Asosiasi Pengguna Jasa Internet Indonesia (APJII) 2017 sebanyak 98,2 persen menggunakan smartphone rata-rata tujuh jam dalam sehari, bahkan 79 persen langsung memeriksa smartphone satu menit setelah bangun tidur.

Kebiasaan menggunakan gawai selama berjam-jam ini tanpa disadari berisiko memicu neuropati.

Apple Kehilangan Posisi sebagai Perusahaan Smartphone Teratas, Kalah Saing dengan Samsung

"Walaupaun HP beratnya hanya 100 gram, lama-lama akan terjadi ketegangan kalau posisi kaku. Aktivitas dan gerakan berulang dapat menjadi faktor risiko neuropati, termasuk penggunaan gawai terlalu lama," kata Ketua kelompok Neurofisiologi dan Saraf Tepi PERDOSSI Pusat, Dr.Manfaluthy Hakim, Sp.S(K) dalam media briefing 'Love Your Nerve with Neurobion' di The Hermitage, Jakarta Pusat, Rabu 27 Maret 2019.

Dokter Luthy mengatakan bahwa bagian tubuh pengguna gawai yang berisiko terkena neuropati adalah jari tangan, karena dapat menyerang saraf tangan dan menyebabkan kesemutan atau kebas hingga rasa nyeri yang menetap.

Xiaomi Rilis Redmi Note 13 Pro Plus 5G: Desain Unik, Performa Gahar dan Harga Terjangkau

"Daerah yang rentan cedera adalah pergelangan tangan, siku, lengan, dan paling banyak carpal tunnel syndrome, di telapak tangan kejepit karena aktivitas berulang-ulang atau posisi tertentu yang statis dalam waktu lama dan berulang," jelasnya.

Tak hanya mereka yang aktif dengan gawai, pekerja kantoran yang setiap harinya bekerja dengan menggunakan laptop ataupun komputer juga memiliki risiko lebih besar terkena neuropati. Menurut survei, satu dari dua orang usia di atas 30 tahun mengalami gejala neuropati, yang penyebabnya adalah karena aktivitas pekerjaan, sosial.

    
    
   

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya