- pixabay/tlspamg
VIVA – Jumlah penderita tuberkulosis (TB) di Indonesia masih menempati peringkat ke tiga terbanyak di dunia. Sayang kurangnya informasi dan juga stigma membuat banyak orang enggan untuk segera berobat.
Hal ini menimbulkan ancaman tersendiri. Terlebih jika terjadi pada ibu hamil, ini akan menimbulkan ancaman yang signifikan bagi ibu dan anak. Banyak bidan dan dokter menekankan pentingnya mematuhi pengobatan TB selama kehamilan. Hal itu karena bayi yang baru lahir juga dapat tertular TB dari plasenta ibu mereka yang terinfeksi.
Pilihan pengobatan selama kehamilan terdiri dari beberapa obat oral dan zat yang dapat disuntikkan. Ini tergantung pada kerentanan serangan tersebut.
Wanita juga didorong untuk mengonsumsi vitamin, termasuk suplemen B6, untuk memastikan janin menerima vitamin yang diperlukan dan untuk mencegah efek samping terkait obat.
“Banyak yang menganggap pengobatan TB berbahaya selama kehamilan, tetapi jauh lebih berbahaya jika tidak diobati. Penting untuk di-screening untuk TB sedini mungkin. Jika dicurigai TB, bersikaplah sepenuhnya transparan dengan profesional kesehatan Anda mengenai diagnosis Anda," kata Dr Howard Manyonga, Kepala Tim Birthing, sebuah program perawatan kehamilan seperti dilansir dari Health24.
Total waktu perawatan bisa memakan waktu hingga sembilan bulan. Oleh karena itu, penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis postpartum mengenai kelanjutan perawatan. Bahkan jika perlu, tanyakan sejauh mana hal itu akan memengaruhi bayi yang menyusui. (rna)