Memar dan Bengkak di Lutut Anak, Waspada Hemofilia

Ilustrasi lutut anak.
Sumber :
  • Pixabay/CarolinaP

VIVA – Hemofilia merupakan penyakit kelainan pembekuan darah yang bisa membuat penderitanya mengalami perdarahan terus-menerus. Jika tidak ditangani, hemofilia bisa mengakibatkan kecacatan, bahkan perdarahan berat yang mengancam jiwa.

Perawatan Tak Optimal, Risiko Kecacatan Intai Pengidap Hemofilia

Hemofilia merupakan penyakit langka yang menyerang 1 dari 10 ribu orang. Meski begitu, masyarakat tetap harus mewaspadai penyakit ini karena seringkali gejalanya terabaikan. Dokter spesialis anak dr Bambang Sudarmanto, SpA(K), MARS menjelaskan, hemofilia bisa diwaspadai sejak anak baru lahir. Misalnya, jika bayi lahir melalui persalinan spontan ada benjolan di kepalanya.

"Ketika dipotong tali pusatnya, darahnya lama tidak berhenti," kata Bambang saat acara talkshow peringatan Hari Hemofilia Sedunia di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis 4 April 2019.

Sempat Heboh Wajah Bengkak, Cyndi Wang Buka Suara

Kemudian, ketika bayi sudah belajar merangkak, perhatikan sendi siku dan lututnya karena itu yang paling banyak bergerak. Seringkali hemofilia menyebabkan perdarahan di sendi yang menimbulkan bengkak. Lalu, saat bayi duduk terhenyak dari merangkak, bokongnya bisa mengalami lebam atau biru karena perdarahan.

Saat anak sudah bisa berjalan, akan ada bermacam-macam masalah yang menyebabkan anak bisa terbentur atau jatuh dan menimbulkan memar. Meski begitu, Bambang pernah menangani pasien yang tidak terjadi trauma, tapi anak itu aktif melompat-lompat dan berguling-guling, tiba-tiba terjadi perdarahan.

Penyebab Hemofilia karena Gigitan Kelelawar, Mitos atau Fakta?

Wakil Ketua Himpunan Masyarakat Hemofilia Indonesia Dr. dr. Novie Amelia Chozie, SpA(K) menambahkan, saat mendapati bengkak atau memar di tubuh anak, orangtua bisa melakukan langkah penanganan pertama di rumah sebelum membawa ke rumah sakit.

Pertama, istirahatkan sendi, jangan dipaksa berjalan atau bertumpu menggunakan sendi tersebut. Kemudian, tinggikan posisinya untuk mengurangi perdarahan. Lalu, bebat sendi tapi jangan terlalu kencang.

Setelah itu, kompres dengan es tapi jangan langsung mengenai kulit. Bungkus es menggunakan kain atau handuk, kemudian kompres. Namun jangan mengompres terlalu lama, sebaiknya kompres dalam selang waktu 2 menit. Kompres 2 menit lalu angkat, tunggu 2 menit, lalu kompres lagi.

Dalam waktu 2 jam terasa bengkak, sehingga obat pembeku darah harus sudah diberikan. Kalau tidak, sendi akan lebih sulit sembuh dan butuh pengobatan lebih lama. (rna)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya