Menunggu Hasil Pemilu Picu Stres dan Kanker, Mitos atau Fakta?

Ilustrasi Petugas KPPS melakukan penghitungan suara pada Pemilu serentak 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Yusran Uccang

VIVA – Masyarakat Indonesia sudah selesai menggunakan hak pilihnya dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 17 April 2019 lalu. Tak sedikit masyarakat yang berkomentar bahwa lamanya menunggu hasil Pemilu, khususnya hasil pemenang presiden, memicu stres.

Jangan Anggap Remeh, Ini 4 Tanda yang Menunjukkan Anda Alami Stres

Faktanya, menunggu hasil pemilihan umum presiden membuat stres rentan terjadi di berbagai kalangan. Stres bukan hanya masalah psikologis, karena dampaknya juga cukup besar terhadap kesehatan fisik.

"Menunggu hasil pilkada harusnya sambil bersyukur saja, dinikmati. Kalau orang stres, dia tidak happy, maka beban mental bisa lebih berat," ujar spesialis kesehatan jiwa, dr Guntara Hari, SpKJ, dalam acara Ayo Hidup Sehat di tvOne, Senin 22 April 2019.

Ekonomi Dunia Bergejolak, BI Buka-bukaan Hasil Stess Test Terbaru Sektor Perbankan

Stres sendiri disebut-sebut sebagai pintu gerbang datangnya berbagai macam penyakit, mulai dari yang ringan hingga penyakit kronis lainnya. Salah satunya, stres bisa sebabkan migren atau sakit kepala.

"Migren adalah salah satu gejala yang disebabkan berbagai hal termasuk stres. Sakit kepala muncul karena perubahan pelebaran pembuluh darah di otak yang mendadak dan bisa dipicu oleh stres," paparnya.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Hal ini sendiri dipicu oleh stres yang berlangsung berlarut-larut atau stres yang besar dan mendadak, seperti momen menunggu hasil pemenang presiden ini. Bahkan, stres pun bisa memicu sel normal di tubuh berkembang menjadi kanker.

"Salah satunya penyebab kanker adalah penurunan imunitas tubuh atau perubahan berbagai macam hormon. Maka dari itu, penting untuk mampu memanajemen stres menjadi hal yang positif saja," jelasnya.

Sakit perut

Mengenal Penyakit Radang Usus, Bisa Sebabkan Kanker Usus Besar Jika Dibiarkan

Penyakit radang usus adalah istilah yang mengacu pada penyakit Crohn dan kolitis ulserativa, dua kondisi peradangan yang menyerang 1,6 juta orang Amerika.

img_title
VIVA.co.id
25 April 2024