Mudah Letih dan Lemas, Gejala Kanker Darah?

Ilustrasi sel darah/leukemia.
Sumber :
  • www.pixabay.com/qimono

VIVA – Asam Jawa memiliki nama latin Tamarindus indica dan termasuk dalam keluarga Fabaceae. Pohon ini berasal dari Afrika. Di Indonesia, biasanya ditanam sebagai pohon perindang di tepi jalan. Tingginya bisa mencapai 25 meter. Ini merupakan satu-satunya tumbuhan yang namanya pohonnya sama dengan rasa buahnya.

Perut Membesar dan Lebam di Kulit, Bisa Jadi Tanda Kanker Darah pada Anak

Daging buah asam Jawa berwarna putih dan berubah menjadi kecokelatan saat sudah masak. Agar daging buah ini tetap tahan lama, biasanya diolah lagi dan warnanya berubah menjadi kehitaman. Sering disebut juga sebagai asam kawak.

Banyak orang meyakini konsumsi asam jawa dapat mengatasi berbagai penyakit seperti, batuk, anemia, panas pada anak, asma, menurunkan tekanan darah hingga untuk melangsingkan tubuh. Benarkah? Lalu, apakah asam jawa aman untuk penderita maag dan sakit tenggorokan?

Bocah Penderita Kanker Tewas Gara-gara Ditenggelamkan Paksa di Sungai Gangga

Semuanya akan dikupas tuntas bersama dr Tulus Satriasih, SpFK di Ayo Hidup Sehat yang tayang di tvOne, pukul 13.00 WIB, Selasa 23 April 2019. Selain asam Jawa, akan dibahas juga topik lainnya tentang kanker darah bersama Dr Nadia Ayu Mulansari, SpPD KHOM.

Kanker darah atau leukimia adalah kanker yang menyerang sel-sel darah putih. Sel darah putih merupakan sel darah yang berfungsi melindungi tubuh terhadap benda asing atau penyakit. Sel darah putih ini dihasilkan oleh sumsum tulang belakang.

Sederet Fakta Penyakit Leukemia yang Perlu Diketahui, Bisa Menyerang Segala Usia

Pada kondisi normal, sel-sel darah putih akan berkembang secara teratur pada tubuh. Sel darah putih dibutuhkan untuk menangkal virus dan infeksi yang muncul. Namun, lain halnya dengan pengidap kanker darah. Pertumbuhan sel darah putih yang berlebihan menyebabkan sel darah merah berkurang dan menyebabkan seseorang akan menjadi mudah lemah.

Banyak rumor yang beredar seseorang terserang kanker darah karena banyaknya konsumsi daging olahan. Benarkah atau hanya mitos belaka?

Bersama dr Vito Damay, SpJP(K), M.Kes, FIHA, FICA dan drg Tengku Annisa, MARS, saksikan Ayo Hidup Sehat lewat streaming di sini. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya