Tingginya Angka Penderita Kanker, Bali Butuh Pusat Layanan Kanker

Pengobatan kanker menggunakan alat radioterapi Thomotherapy
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf

VIVA – Kanker menjadi salah satu penyakit dengan jumlah yang tinggi di Provinsi Bali. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan angkanya mencapai 2,3 persen dari jumlah penduduk Bali. Di antara kasus kanker yang tinggi adalah kanker payudara, serviks, dan paru-paru.

Melahirkan Berulang Kali Dapat Menjadi Risiko Kanker Serviks, Benarkah?

Tingginya jumlah penderita kanker ini menimbulkan kendala dalam pengobatan pasien. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali dr. Ketut Suarjaya, MPPH, mengatakan layanan kanker yang ada di Bali yang menyediakan terapi radiasi fokus di Rumah Sakit Sanglah. Namun, jumlah pasien yang tinggi membuat antrean menjadi sangat panjang.

"Bahkan ada yang lebih dari satu tahun baru mendapat radiasi. Saat itu stadiumnya sudah bertambah berat, sudah tidak tertolong, antreannya baru ketemu," ujar Suarjaya saat ditemui di RSUD Bali Mandara, Denpasar, Bali, belum lama ini.

Terpopuler: Bagian Tubuh Ini Bisa Prediksi Ukuran Penis, hingga Faktor Risiko Kanker Serviks

Kondisi mendorong perlunya dibuka sebuah pusat layanan kanker di Bali. Layanan kanker ini sudah mulai di bangun sejak tahun lalu di RSUD Bali Mandara, Denpasar. Suarjaya berharap, awal tahun 2020 layanan kanker ini sudah bisa berjalan.

Tak hanya untuk pengobatan, tapi layanan kanker ini juga bisa dimanfaatkan untuk deteksi dini kanker sehingga kasus kanker bisa ditangani lebih cepat.

Bukan Lagi Penyakit Orangtua, Penderita Kanker di Usia Muda Meningkat 79 Persen

Hingga saat ini, gedung siap dengan pengadaan alat mencapai 70 persen. Proses pemenuhan standar untuk layanan radiasi juga terus dilakukan dan nantinya akan dibuat bunker pasien dengan ketebalan tertentu untuk menghindari risiko radiasi. Diperkirakan akan ada 100 pasien yang bisa ditangani setiap harinya.

Selain itu, dalam layanan kanker ini juga akan dibangun lantai kedokteran nuklir yang melayani tujuh ruang observasi kasus dengan kanker tiroid. Jika anggaran ada, 2021 sudah bisa membuka layanan.

Jika layanan kanker sudah berjalan, Suarjaya berharap layanan ini bisa menjadi rujukan bagi kawasan Indonesia timur. Pasien tidak perlu jauh-jauh lagi untuk mendapatkan pengobatan. (zho)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya