IDI: Kelelahan Bukan Penyebab Langsung Petugas KPPS Meninggal

Petugas KPPS melakukan penghitungan suara Pilpres di TPS 222 Panti Sosial Bina Laras Harapan Sentosa 1 Cengkareng, Jakarta Barat, DKI Jakarta
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA – Petugas  Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal usai pelaksanaan Pemilu 2019 masih terus berjatuhan. Banyak masyarakat yang menduga bahwa mereka meninggal akibat kelelahan. Hal ini membuat banyak masyarakat menuntut dilakukan investigasi terkait sebab kematian tersebut.

KPU Lapor DPR Ada 181 Anggota PPK, PPS dan KPPS Meninggal Dunia Selama Pemilu 2024

Menanggapi hal itu, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng Muhammad Faqih menegaskan bahwa meninggalnya petugas KPPS usai bertugas pada pemilu tersebut bukan dikarenakan kelelahan. Hal ini diungkapkan oleh Daeng, usai diskusi Membedah Persoalan Kematian Mendadak Petugas Pemilu Dari Perspektif Keilmuwan, di Sekretariat IDI.

"Jadi tadi salah satu kesimpulan kami kelelahan itu bukan penyebab langsung, hanya salah satu faktor karena yang lain banyak baik itu mentriger maupun memperberat," ucap Daeng saat ditemui di Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 13 Mei 2019.

Bawaslu Catat 12.284 TPS Pemilu 2024 Tak Punya Alat Bantu Disabilitas Netra

Ia menjelaskan bahwa bukan kelelahannya yang menyebabkan kematian, melainkan riwayat penyakit yang diderita orang tersebut yang jadi penyebab.

"Misal dia lelah di campur-campur faktor lain dan terjadi gangguan jantung. Jadi gangguan jantung itu yang menyebabkan kematian. Jadi kelelahan bukan faktor utama dan bukan penyebab langsung," kata dia.

Pemilu 2024 Lebih Teduh Dibanding 2019

Ditemui di tempat yang sama, dr Anwar Santoso, SpJP dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) juga mengutarakan pendapat yang sama. Ia menyebut bahwa kelelahan tidak bisa berlaku sebagai faktor tunggal.

"Ada faktor lain yang jadi perantara fatigue itu. Perasaan marah atau bermusuhan itu yang memengaruhi, orang yang memberikan stressor yang berat lebih berisiko," kata dia.

Sebab itu, ia juga menyarankan untuk dilakukan penelitian mendalam untuk mengetahui penyebab kematian tersebut. Sehingga, kejadian serupa bisa dihindari. (tsy)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya