Osteoartritis Rentan Intai Usia Muda, Benarkah?

Ilustrasi tulang punggung.
Sumber :
  • Pixabay/Geralt

VIVA – Berdasarkan data dari National Library of Medicine, banyak orang yang menunjukkan gejala osteoartritis pada usia 70 tahun. Tapi, kabarnya penyakit ini juga bisa menyerang mereka yang berusia muda.

VIDEO: Diet Sebabkan Kulit Kusam dan Rambut Rontok, Ini Penjelasannya

Pengapuran atau dalam bahasa medis disebut osteoarthritis, disebabkan oleh proses penuaan yang menyerang persendian, terutama pada sendi yang menyangga berat badan, seperti pada lutut, pinggul, punggung, leher, dan sendi pada jari-jari. Jadi wajar jika penyakit ini sangat identik dengan mereka yang sudah berusia lanjut.  

Orang yang lebih muda biasanya dapat menderita penyakit osteoartritis sebagai efek samping dari gangguan kesehatan lain, seperti cedera olahraga atau kecelakaan dan kegemukan. Namun, belakangan ini faktor keturunan juga dianggap menjadi salah satu penyebab terjadinya osteoarthritis, benarkah demikian?

Bisa Bantu Kurangi Risiko COVID-19, Ini 3 Cara Dapatkan Vitamin D

Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah atau mungkin menyembuhkan penyakit yang sangat mengganggu ini? Pembahasannya akan diulas oleh spesialis orthopedi Dr. dr. Norman Zainal, Sp.OT, M.Kes., dalam acara Ayo Hidup Sehat di tvOne, Kamis, 13 juni 2019.

Sebelum itu, akan dibahas pula mengenai kaempferia galanga atau kencur yang merupakan tanaman dari suku temu-temuan yang berasal dari India. Kini, kencur juga dibudidayakan secara meluas di Asia Tenggara, China selatan, dan sudah mulai diperkenalkan ke Australia bagian utara.

Puasa Berdampak pada Pencegahan Kanker?

Di Indonesia, kencur lazim dipakai sebagai bumbu dalam aneka masakan tradisional dan jamu. Salah satu fungsinya yang paling populer adalah sebagai suplemen penambah nafsu makan bagi anak.

Selain penambah nafsu makan, kencur juga dianggap mampu mengobati berbagai penyakit seperti, sakit kepala, nyeri sendi, diare, hipertensi hingga penyakit kulit yang diakibatkan oleh jamur. Karena manfaatnya tersebut, produk hasil ektraksi kencur menjadi semakin populer dan banyak diperjual-belikan dalam berbagai bentuk, mulai dari pil hingga serbuk jamu. Tapi, ada kabar tidak sedap yang beredar tentang kencur.

Konon, penggunaan kencur secara berlebihan bisa menimbulkan gangguan lambung hingga kerusakan ginjal, fakta atau mitos? Penjelasannya akan diberikan oleh spesialis farmakologi klinis, dr. Tulus Satriasih, Sp.FK., di acara yang sama. Ayo Hidup Sehat juga bisa disaksikan live streaming di laman ini. (rna)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya