- U-Report
VIVA – Diabetes merupakan penyakit tidak menular yang mengintai hampir semua masyarakatnya di dunia. Pola hidup buruk yang kian digemari, membuat penyakit ini semakin rentan mengintai.
Tercatat, sebesar Rp 6,1 T digelontorkan BPJS untuk pengobatan diabetes. Angka tersebut menempati posisi pertama di kelompok penyakit kronis.
"Penyakit kronis dengan biaya BPJS tinggi yaitu diabetes Rp6,1 trilliun. Disusul Hipertensi sebesar Rp2 trilliun," ujar Deputi Direksi Bidang Jaminan Pembiayaan Kesehatan Primes BPJS Kesehatan, dr Dwi Martiningsih, dalam temu media di Perpustakaan Nasional, Medan Merdeka, Jakarta, Senin 1 Juli 2019.
Hal tersebut tak mengherankan sebab Indonesia termasuk negara dengan angka diabetes tertinggi di bawah Cina dan India. Penyebabnya karena penduduk di Indonesia memiliki angka yang cukup besar.
"Jumlah absolut diabetes tertinggi adalah Cina, India, dan Indonesia. Penduduknya besar (banyak) tapi biasa untuk kesehatan diabetes kecil. Negara Mesir yang jumlah diabetesnya lebih kecil, memiliki biaya untuk diabetes yang lebib besar (dari tiga negara)," ujar Ketua Umum PP Perkeni, Prof Dr dr Ketut Suastika SpPD-KEMD., di kesempatan yang sama.
Bukan hanya angka penduduknya yang banyak, namun pola hidup buruk juga menjadi salah satu faktor pemicu diabetes. Minim gerak serta asupan makanan yang tinggi gula menyebabkan diabetes kian melanda.
Tak hanya itu, angka diabetes juga makin besar ditengarai karena masyarakatnya yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita diabetes. Ini memicu komplikasi yang berujung pada anggaran BPJS yang makin membesar.
"Jadi dia kalau tidak tahu, tidak berobat dan pada akhirnya mereka sakit jantung dan ginjal. Ini berujung pada habisanya anggaran BPJS," ungkapnya. (tsy)
