Cari Sebab KLB Hepatitis A, Pemerintah Periksa Air Sungai di Pacitan

Ilustrasi air sungai.
Sumber :
  • Pixabay/Free-Photos

VIVA – Kasus Kejadian Luar Biasa (KLB) Hepatitis A di Pacitan, Jawa Timur sudah menjangkiti lebih dari seribu orang. Salah satu penyebab penularan virus Hepatitis A yaitu air sungai yang dipakai oleh warga.

Kasus DBD Meningkat Drastis, DPR Ingatkan Pemerintah Kerahkan Semua Sumber Daya

Penyebab kejadian Hepatitis A di Pacitan diduga dari air sungai yang tercemar. Menteri Kesehatan RI, Nila F. Moeloek mengatakan bahwa air sungai tersebut sedang dalam pemeriksaan laboratorium.

“Secara epidemiologi kita harus lihat daerah mana yang kena. Kalau dalam satu aliran sungai, ya mungkin aliran sungai itu yang harus kita perhatikan. Barusan saya dapat informasi air-air di situ sedang diperiksa di laboratorium. Jadi ada beberapa lab di Surabaya, kita kirim untuk memeriksa air itu,” katanya dikutip dari siaran pers Kemenkes RI, Kamis, 4 Juli 2019.

4 Penyakit Liver yang Sering Diabaikan, yang Terakhir Perlu Jadi Perhatian

Terkait penanggulangan Hepatitis A, Menkes mengatakan sudah ada arahan ke pemerintah daerah dan sudah bergerak melakukan penanganan.

“Tentu yang pertama kita harus menolong korban. Kemudian kita mencari dari mana asalnya ini (virus Hepatitis A) dan kita harus cari hulu dari permasalahan ini apa. Apa betul dari air sungai, apa betul dari orang yang BAB dan kemudian membawa virus itu, dan sebagainya,” kata Nila.

Ahli Ingatkan Fatty Liver Bisa Sebabkan Hepatitis, Pengerasan Hati bahkan Kanker

Masalah Hepatitis A tidak hanya terjadi di Pacitan. Saat ini penyakit tersebut telah menyerang warga Trenggalek.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung dr. Wiedra Waworuntu, M.Kes mengatakan kasus Hepatitis A di Pacitan sudah dinyatakan KLB, sementara Trenggalek tidak.

“Pacitan sudah ditetapkan KLB, Trenggalek tidak, karena masalah Hepatitis A di sana sudah bisa ditanggulangi,” katanya.

Status KLB di Pacitan tidak akan ditarik sebelum kasus penularan berhenti, kemudian telah melewati 2 kali masa inkubasi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya