Ganasnya Kanker Paru yang Rengut Nyawa Sutopo Purwo Nugroho

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Irwandi Arsyad

VIVA – Indonesia berduka karena  seorang pejuang bencana tutup usia pada Minggu dini hari tadi. Kepala Pusat Data dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia pada pukul 02.00 di Guangzhou, China setelah berjuang melawan kanker paru-paru stadium akhir.

Ada Kabar Baik untuk Pasien Kanker Paru-paru

Sutopo telah divonis kanker paru-paru pada awal tahun 2018, meski sebenarnya dia sudah menderita sakit tersebut jauh sebelum itu. Setelah berobat di sejumlah rumah sakit di Tanah Air hingga memutuskan melanjutkan pengobatan ke China, akhirnya perjuangan Sutopo harus berakhir Minggu, 7 Juli 2019.

Kanker paru-paru, menurut data Globalcan tahun 2012, merupakan jenis kanker dengan kasus baru tertinggi dan penyebab utama kematian akibat kanker pada kalangan pria. Namun di kalangan wanita, kanker ini juga memiliki persentase kasus baru cukup tinggi.

Kombinasi Pengobatan Kanker Paru dengan Imunoterapi Janjikan Harapan Hidup Lebih Tinggi

Salah satu penyebab tingginya angka kematian pada kanker paru karena sulitnya mendiagnosis penyakit ini secara dini. Dari kasus paru ternyata hampir sepertiga didiagnosis dilakukan saat kanker telah mencapai stadium tiga, sehingga tingkat keberhasilan pengobatannya pun menjadi rendah.

Dikutip dari Mayo Clinic, perokok memiliki risiko terbesar terkena kanker paru. Meski begitu, kanker ini juga dapat menyerang orang yang tak pernah terpapar asap rokok. Dokter percaya bahwa merokok menyebabkan kanker paru-paru dengan merusak sel-sel yang melapisi paru-paru.

Jadi Penyebab Kematian Tertinggi, Sekarang Skrining Kanker di Puskesmas Gratis

Ketika Anda menghirup asap rokok, yang penuh dengan zat penyebab kanker atau karsinogen maka akan mulai terjadi perubahan pada jaringan paru-paru. Pada awalnya, tubuh Anda mungkin dapat memperbaiki kerusakan tersebut, tetapi paparan berulang akan menyebabkan sel-sel normal yang melapisi paru-paru semakin rusak hingga akhirnya sel bertindak tidak normal dan akhirnya kanker berkembang.

Kanker paru sendiri memiliki dua jenis, yakni kanker paru sel kecil dan kanker parusel non-kecil. Kanker paru sel kecil terjadi hampir secara eksklusif pada perokok berat dan kurang umum daripada kanker paru non-sel kecil. Sedangkan kanker paru sel non-kecil adalah istilah umum untuk beberapa jenis kanker paru yang berperilaku serupa. Kanker paru non-sel kecil termasuk karsinoma sel skuamosa, adenokarsinoma dan karsinoma sel besar.

Kanker paru biasanya tidak menimbulkan tanda atau gejala pada tahap paling awal. Tanda dan gejala kanker ini baru terlihat ketika penyakit sudah pada tahap lanjut. Adapun tanda dan gejalanya, seperti batuk yang tak kunjung sembuh, batuk darah meski jumlahnya sedikit, napas pendek, nyeri dada, suara serak, berat badan menurun tiba-tiba, nyeri tulang hingga sakit kepala.  

Perlu diketahui bahwa sejumlah faktor dapat meningkatkan risiko kanker ini. Namun beberapa faktor tersebut bisa dikendalikan dengan berhenti merokok atau menjauh dari paparan asap rokok. Sementara faktor yang tak bisa dikendalikan adalah riwayat keluarga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya