- Pexels
VIVA – Psikolog dan juga pemilik Baltimore Therapy Group, Heather Z. Lyons, PhD mengatakan, pasangan yang berada dalam ketegangan bukan berarti mereka berpeluang lebih besar untuk bercerai dibanding pasangan yang tidak cemas dan tidak sering bertengkar. Tapi, menurut studi yang dipublikasikan dalam jurnal Couple and Family Psychology kekerasan dalam rumah tangga, ketidaksetiaan, dan penyalahgunaan zat adalah tiga hal paling umum penyebab perceraian.
Selain itu, berikut beberapa hal lain yang dapat memicu perceraian seperti dilansir laman Womans Day.
Terlalu sayang di awal
Para peneliti di University of Texas, Austin, Amerika Serikat, menemukan bahwa sayang di awal yang sangat kuat bisa jadi pertanda perpisahan yang kuat juga kemudian hari. Jika rasa sayang dan perhatian pasangan berubah banyak di dua tahun pertama pernikahan, mereka cenderung akan berpisah.
"Anda harus berkomitmen untuk bicara dan menginvestasikan waktu untuk satu sama lain sepanjang hubungan," kata Tonya Graser Smith, pakar hukum keluarga dan pendiri Graser Smith.
Harapan yang tidak sesuai
Jika Anda menikah dengan pikiran pasangan akan selalu ada dan bersama selama 24 jam, jelas kekecewaan yang didapatkan.
"Perencanaan pranikah adalah salah satu hal penting yang bisa dilakukan pasangan sebelum menikah. Saya mengatakan pada setiap pasangan untuk 'menelanjangi' masa lalu mereka secara emosional dan fisik, hubungan orang tua mereka, tantangan komunikasi, serta keuangan. Tanpa pembahasan topik penting ini, pasangan yang melewati masa sulit tidak punya pondasi kuat untuk melewati badai," kata Vikki S.Ziegler Payne, pengacara perceraian.
Gagal berkomunikasi
Komunikasi adalah kunci. Terpisah dan tidak bicara adalah dua hal yang kerap jadi alasan pasangan untuk berpisah.
"Tersangka utama dalam perceraian adalah kurangnya komunikasi. Suami Anda tidak bisa membaca pikiran, dan Anda juga tidak seharusnya mencoba membaca pikiran mereka. Bicarakan hal-hal yang mungkin tidak ingin dibicarakan. Tentang tagihan, perasaan bahagia dan sedih. Miliki tujuan ketika bicara dengan pasangan. 'Ini penting untukku,' atau 'Ini tidak penting untukku,' dan jangan berpikir pasangan tahu yang ada dalam pikiran Anda," kata Graser Smith.
Masalah keuangan
Jika Anda tidak membicarakan keinginan, kemampuan, dan minat dalam berinvestasi sebelum menikah, masalah ini pasti akan segera muncul tak lama setelah Anda menikah.
"Mungkin Anda ingin lebih banyak waktu bersama dan pasangan Anda tidak ingin banyak bekerja, tapi dia berpikir Anda butuh keamanan finansial. Mungkin pasangan Anda tidak tahu kalau Anda bersedia punya rumah lebih kecil jika artinya ia lebih bahagia dan berkurang stresnya, dan punya lebih banyak waktu dengan keluarga," kata Graser Smith.
Kepercayaan
Henry mengatakan, hal ini kerap dikaitkan dengan masalah komunikasi yang diabaikan. Jika pasangan tidak lagi jadi tempat yang aman, dan Anda tidak merasa bisa menjadi rapuh dengan beralih percaya pada orang lain.
"Selingkuh secara emosional lebih berdampak dibanding selingkuh fisik karena faktor kepercayaan. Terbuka mengenai ketakutan, harapan, dan impian Anda, bisa menjadi keintiman yang lebih dalam dibanding berbagi tubuh dengan orang tersebut," kata Henry. (ldp)