Waspada, Ternyata Hipertensi Bikin Cepat Pikun

Ilustrasi Hipertensi.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Hipertensi selama ini menjadi salah satu penyakit tidak menular yang diprediksi akan terus meningkat. Hasil Riskesdas 2018 menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi di Indonesia meningkat dari 25,8 persen menjadi 34,1 persen.

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Mungkin sudah tidak asing bahwa hipertensi bisa berujung pada stroke dan juga diabetes melitus. Tapi, yang tidak banyak disadari bahwa hipertensi juga berkaitan dengan demensia, terutama bagi lansia.

"Jadi betul sekali bahwa penyakit kronis terutama hipertensi dan diabetes itu berkaitan dengan demensia," ungkap Spesialis Penyakit Dalam, Sub Spesialis Geriatri, Rumah Sakit Atma Jaya Pluit, dr. Rensa, SpPD-KGer, FINASIM, saat ditemui di RS Atma Jaya, Pluit, Jakarta Utara, Selasa 9 Juli 2019.

5 Penyakit yang Sering Mengintai Usai Lebaran, Jangan Terlena Makan Opor dan Kue Kering!

Ia menjelaskan, bahwa saat orang terserang hipertensi akan ada perubahan sirkulasi darah di otak. Hal ini membuat seorang kemudian semakin mudah untuk terkena stroke. Sedangkan stroke sendiri memiliki efek pada kerusakan jaringan. 

"Nah kalau jaringan otaknya yang penting penting, seperti bahasa dan memori itu otomatis akan mengurangi fungsi kognitifnya secara langsung. yang lain terkait dengan fungsi sel-sel tertentu yang ada di area otak tersebut," kata Rensa. 

Konsumsi Garam Berlebih Sebabkan 3 Penyakit Ini, Berujung pada Masalah Seksual

Hal yang sama juga terjadi pada pasien diabetes. Kadar gula darah yang tinggi bisa menyebabkan proses inflamasi atau peradangan kronis. 

"Kalau terus menerus, akan menggangu sel otak itu. Jadi  akan menurunkan sel otak, bahkan menurunkan jumlah sel otak lebih cepat sehingga fungsi kognitifnya akan terganggu," ungkap dia. 

Rensa melanjutkan bahwa sejauh ini kaitan demensia dengan penyakit kronis dan demensia baru terbukti pada hipertensi dan diabetes. Sementara untuk penyakit lainnya bukti yang ada belum cukup kuat. 

Yang sudah diteliti itu penyakit kronis hipertensi dan diabetes, yang lain belum ada fungsi yang konsisten terkait penurunan fungsi kognitif. (ldp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya