4 Faktor Ini Biang Masalah Kesehatan Jemaah Haji Indonesia

Jemaah haji Indonesia ibadah Arbain di Masjid Nabawi
Sumber :
  • MCH 2019/Darmawan

VIVA – Ritual ibadah haji yang panjang kerap mendatangkan risiko kesehatan bagi para jemaahnya. Menurut Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Eka Jusup Singka, kasus kesakitan dan wafat yang terjadi pada jemaah haji Indonesia setiap tahun, umumnya disebabkan oleh empat faktor utama, yakni: air, suhu, kelelahan, dan adaptasi. Semua jenis penyakit bisa muncul karena empat faktor ini.

Jangan Anggap Remeh, Ini 4 Tanda yang Menunjukkan Anda Alami Stres

“Seluruh petugas kloter, karu (ketua regu), karom (ketua rombongan), dan jemaah harus berkolaborasi untuk mengendalikan faktor-faktor tersebut, salah satunya dengan program minum air bersama,” ungkap Eka, dalam siaran pers yang diterima VIVA, Sabtu 13 Juli 3019. 

Untuk menangani kondisi tersebut, dapat dengan melakukan rehidrasi untuk mengembalikan kecukupan cairan. Bagi jemaah yang sehat, dianjurkan untuk sesering mungkin minum air mineral atau air zamzam tanpa menunggu haus. Sementara itu, bagi yang sedang sakit atau terlihat lemas, segera diberikan infus yang adekuat.

Kemenag Pastikan 75.572 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

“Waktu kunjungan ke kloter, saya lihat memang banyak sekali jemaah haji itu yang belum terpapar betul tentang pentingnya minum air, atau tahu tapi perilakunya belum,” kata Eka.

Sementara itu, untuk menghadapi suhu yang tinggi di Arab Saudi, sengatan panas cuaca harus dikendalikan atau dihindari. Caranya adalah dengan menggunakan alat pelindung diri (APD) yang benar dan lengkap.

Waspada! DBD di Indonesia Melonjak Hampir 3 Kali Lipat pada Kuartal I 2024

"Jemaah juga harus bisa mengendalikan aktivitasnya, jangan terlalu memaksakan diri. Masa tinggal jemaah haji di Arab Saudi selama sekitar 40 hari tentu harus diatur dengan baik," tutur Eka. 

Eka melanjutkan, jemaah harus mengatur waktu istirahat yang cukup, agar pada saat puncak haji punya stamina prima. 

Keempat ialah kemampuan beradaptasi. Sejauh mana jemaah bisa menyesuaikan diri dengan kondisinya saat di Tanah Suci.

"Karena kalau kita tidak bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar, maka salah satunya dapat terjadi stres atau bahkan gangguan kejiwaan berat. Jadi ini adalah kunci di mana saya sampaikan kepada seluruh TKHI (Tim Kesehatan Haji Indonesia) dan PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) untuk memperhatikan empat faktor ini,” ujar Eka.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya