Bukan Cemaran Air Sungai, Wabah Hepatitis A di Pacitan karena Makanan

Ilustrasi Hepatitis.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Air sungai diduga menjadi sumber penyebaran kasus hepatitis A di Kabupaten Pacitan. Namun, dari enam titik sungai yang dilakukan pemeriksaan, tiga titik negatif hepatitis A.

Hepatitis Menyebar, Pemkot Depok Tanggung Biaya Berobat Korban

Kepala Balitbangkes Siswanto menduga jika pemeriksaan dari sungai negatif, ada kemungkinan penularan berasal dari makanan. Untuk itu, menurut Siswanto, intervensinya sederhana yaitu dengan memperbaiki sanitasi. Buang air jangan sembarangan dan dilakukan di Jamban. Harus dijamin septic tank tidak merembes.

“Lakukan penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan termasuk edukasi tidak boleh minum air mentah serta harus dimasak”, jelasnya dikutip dari siaran pers Kemenkes RI, Selasa 16 Juli 2019.

Wabah Hepatitis di California, 19 Orang Tewas dalam Sepekan

Siswanto menjelaskan hepatitis itu pada dasarnya ada tiga yaitu hepatitis A, hepatitis B, dan hepatitis C. Hepatitis A gejalanya agak ringan. Ditularkan dari kotoran seseorang (feses) yang masuk ke mulut orang lain yang ditularkan. Hepatitis A biasanya sembuh sendiri dan jarang yang meninggal, kecuali fulminan hepatitis (gagal hati akut).

“Tapi yang hepatitis B ini yang berat, karena bisa menimbulkan sirosis bahkan kanker dan sifatnya kronis”, ungkap Siswanto.

Isi Ramalan Prabu Jayabaya yang Sebut Cerminkan Pemimpin Indonesia

Untuk hepatitis C menurut Kepala Balitbangkes banyak menyebabkan kanker dan belum ada vaksinnya hingga saat ini. Saat ini yang sudah ada vaksin adalah hepatitis A dan B. Hanya saja menurut Siswanto karena hepatitis A dianggap tidak parah dan pasien dapat sembuh sendiri, maka program pemerintah adalah melakukan vaksinasi Hepatitis B.

Di kesempatan yang sama, Kadinkes Provinsi Jatim Kohar Hari Santoso menjelaskan untuk menghindari potensi berisiko terjadinya penularan hepatitis A yang dilakukan melalui oral fecal, maka perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) perlu mendapat penekanan.

Ada 3 langkah yang telah dilakukan untuk menangani KLB hepatitis A secara taktis, yaitu 1. tata laksana dari pasien dengan melakukan pengobatan bagi seluruh pasien sebanyak 1110 orang, 2. Surveilans dan penanggulangan faktor risiko seperti menangani permasalahan air, dan 3. Penerapan PHBS.

Telah dilakukan kaporitisasi pada 1188 sarana air minum. Dilakukan juga penyuluhan massal pada 51 desa terdampak dan promosi kesehatan. Gubernur Jawa Timur telah datang langsung ke lokasi KLB dan memberikan bantuan air bersih, khususnya untuk mengantisipasi musim kering yang dikhawatirkan memberikan dampak lebih jauh. (ldp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya