Mengenal Terapi Robotik untuk Stroke, Hasilnya Diklaim Lebih Baik

Terapi robotik untuk pasien stroke
Sumber :
  • VIVA/Isra Berlian

VIVA – Stroke merupakan salah satu penyakit yang berbahaya lantaran dapat merenggut nyawa seseorang. Stroke sendiri menempati urutan pertama penyakit paling mematikan tertinggi di Indonesia setelah jantung.

Sadis! Suami Bakar Istri di Jayapura Gara-gara Sakit Stroke

Penyakit stroke terjadi ketika pasokan darah menuju otak terganggu atau sama sekali berkurang. Hal itu menyebabkan matinya sistem otak hingga menimbulkan kerusakan permanen.

Penderita biasanya menghadapi berbagai kesulitan setelah terserang stroke. Seperti gangguan motorik dan emosional.

Polisi Ungkap Detik-detik Penemuan Ibu dan Anak Tewas Dalam Rumah di Cilandak Jaksel

Memilih langkah rehabilitasi medis bisa membantu menyembuhkan stroke. Founder dan Direktur Klinik Wijaya, dr. Sukono Djojoatmodjo,Sp.S menjelaskan bahwa kelemahan anggota tubuh akibat stroke dapat ditanggulangi dengan terapi rehabilitas. Terapi rehabilitasi ini, lanjut dia, bertujuan membantu para pasien kembali bisa menjalani kehidupan sehari-hari.

"Bagaimana kita upayakan berfungsi kembali, bisa makan, minum, mandi, kerja dan sebagainya," kata dia dalam acara media gathering dan facility visit di Klinik Wijaya Jakarta Selatan, Rabu, 31 Juli 2019.

Kaya Protein Hingga Cegah Stroke, Jangan Lupa Masukkan Seafood ke Menu Ramadhan

Beberapa tahun belakangan, perkembangan teknologi rehabilitasi medik membuahkan hasil yang lebih optimal. Salah satunya adalah terapi robotik, yang ada di Klinik Wijaya sejak tahun 2013.

Terapi ini dapat melatih mobilitas dan kemandirian pasien pascastroke secara lebih cepat. Selain itu, hasil juga lebih baik dibandingkan dengan terapi rehabilitasi medik konvensional.

"Terapi robotik ini berulang dan konsisten. Latihan secara berulang dan konsisten akan meningkatkan perbaikan fungsi otak melalui mekanisme neuroplastisitas," kata dia.

Lebih lanjut, Sukono menjelaskan, neuroplastisitas adalah kemampuan otak melakukan reorganisasi dalam bentuk interkoneksi baru pada sel saraf. Dengan neuroplasitisitas inilah sel saraf di otak beradaptasi dan menyesuaikan fungsinya sebagai respons terhadap situasi baru atau perubahan yang terjadi.

Terapi robotik terdiri dari empat robot dengan fungsi yang berbeda. Ada robotik lokomat yang berfungsi mengembalikan pola jalan normal dan melatih keseimbangan jalan dengan terapi seperti berjalan di atas treadmill yang dibantu penopang berat badan, sehingga pasien dapat secara mandiri berlatih tanpa takut terjatuh.

Selain itu, robotik andago yang merupakan proses lanjutan setelah pasien berhasil melewati robotik lokomat. Pada robot andago ini pasien sudah memiliki kemandirian lebih, tetapi membutuhkan dukungan untuk dapat berjalan dengan normal.

Kemudian robotik armero yang memiliki fungsi mengembalikan fleksibilitas anggota gerak lengan atas dan koordinasi otak yang dibantu dengan simulasi permainan. Di samping itu, ada robotik fourier yang memiliki fungsi mempercepat proses pemulihan fleksibilitas anggota gerak dikarenakan pasien dibantu dengan robotik akan bergerak lebih lama dan dengan jarak tempuh yang cukup jauh dibandingkan dengan terapi manual. (tsy)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya