Makin Banyak Anak-anak yang Idap Kanker, Angkanya Meningkat Tiap Tahun

Ilustrasi anak.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Kanker jadi penyakit mematikan yang banyak ditakuti. Bukan rahasia umum kalau salah satu penyebabnya adalah gaya hidup dan pola makan yang buruk. Mirisnya, bukan cuma orang dewasa saja yang kedapatan mengidap kanker, nyatanya anak-anak juga banyak.

Kemenkominfo Menggelar Nobar Webinar "Mengenal Literasi Digital Sejak Dini"

Union for International Cancer Control (UICC) mencatat bahwa setiap tahun terdapat sekitar 176 ribu anak yang didiagnosis kanker. Sementara itu, data dari Kementerian Kesehatan Indonesia mencatat ada 290 kasus baru pada anak penderita kanker di tahun 2017. Dan ironisnya, angka itu diprediksi meningkat setiap tahun.

Tentunya anak-anak penderita kanker ini pernah merasakan putus asa dalam menjalani berbagai proses pengobatan. Anak-anak penderita kanker juga ingin menghirup udara segar seperti teman-teman seusianya yang bebas bermain tanpa terbebani dengan kondisi tubuhnya.

Biadab! Israel Eksekusi Anak Palestina Beramai-ramai dari Usia 4-16 Tahun

Debora Basaria, seorang psikolog klinis anak dari Klee mengutip teori dari Sarafino yang mengungkapkan individu dengan terminal illness, seperti penderita kanker membutuhkan dukungan sosial atau social support. Dengan dukungan yang didapat anak pengidap kanker, mereka dapat merasakan kebahagiaan di tengah perjuangan melawan penyakitnya tersebut.

"Terdapat empat jenis dukungan sosial, yaitu dukungan instrumental, dukungan emosional, dukungan informasi, dan dukungan penghargaan," ujar Debora dikutip dari siaran pers yang diterima VIVA, Rabu 7 Agustus 2019.

Jelang Lebaran, Irish Bella Ajarkan Anak Cara Bedakan Nominal Uang THR

Sebagai upaya untuk mengembalikan tawa dan kebahagiaan pada anak-anak penderita kanker, Generasi Milenial yang dinahkodai Andhika Galuh Basworo bersama Komunitas Peduli Kasih menggelar kegiatan WOW DAY di Taman Legenda, Taman Mini Indonesia Indah beberapa waktu lalu. 

Ini adalah bentuk dukungan sosial dari komunitas, sehingga anak-anak penderita kanker tak lagi menjadi penonton atas kebahagiaan teman-temannya yang sehat. 

“Anak-anak kanker itu perlu diberi dukungan sosial. Jika pasien-pasien kanker ini merasa bahagia, akan berdampak pada mengingkatnya angka harapan hidup pasien kanker itu sendiri,” paparnya lagi. 

Hal senada dituturkan seorang relawan Komunitas Peduli Kasih, Yustina Periyanti yang berharap semakin banyak orang yang mau duduk dan bermain bersama para penderita kanker. Menurutnya, pengidap kanker anak tidak membutuhkan tatapan kasihan dari siapa pun.

"Mereka butuh kita bukan sekadar kata-kata kasihan kita. Semoga acara sederhana yang kami kemas dengan cinta yang wow ini memberi dampak wow pada semangat adik-adik penderita kanker dalam menjalani proses pengobatan mereka," kata Yustina. (nda)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya