Penyebab Seseorang Kesurupan Menurut Sains

Ilustrasi kesurupan
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Video seseorang yang mengalami kesurupan usai menonton film Makmum viral di media sosial. Dalam video tersebut, terlihat beberapa laki-laki dan perempuan dalam sebuah mobil yang tengah menceritakan keseruan film yang dibintangi Titi Kamal tersebut.

Beragam Pengalaman Netizen Setelah Diruqyah: 'Mata Dicolok, Gue Teriak-teriak'

Salah satu dari mereka ada juga yang menyanyikan lagu Ulek Mayang yang dipercaya mempunyai unsur mistis. Tak lama berselang, laki-laki yang mengendarai mobil tiba-tiba berteriak meminta semua orang untuk diam. Banyak yang menduga kalau laki-laki itu kesurupan.

Fenomena kesurupan sendiri memang masih menjadi tanda tanya bagi sebagian masyakrakat. Tapi, secara medis dan sains kesurupan sebenarnya bisa dijelaskan.

Merinding, Puluhan Pekerja di Pabrik Rokok Bojonegoro Alami Kesurupan Massal

Seperti diketahui, dalam kebanyakan kasus kesurupan banyak korban mengalami berbagi aspek fisik tertentu. Mulai dari konvulsi, pingsan, perubahan struktur vokal dan wajah, kemunculan tiba-tiba lesi dan cedera kulit, dan hilangnya kepribadian atau ingatan.

Baca juga: Heboh, Pria Malaysia Kesurupan Setelah Nonton Film Makmum

Asal Usul Gelar ‘Gus’ dalam Nama Samsudin, Ternyata Bukan Keturunan Kiyai Tapi…

Sebelum kita mengetahui tentang kondisi yang dapat menyebabkan perilaku seperti itu, seperti selama persidangan para penyihir Salem, hal-hal ini akan dipandang sebagai sesuatu yang menyeramkan.

Namun, ratusan tahun kemudian, para ilmuwan telah menyarankan beberapa penjelasan untuk peristiwa tersebut. Yang pertama adalah keracunan ergot, atau ergotisme. Hal ini disebabkan oleh konsumsi jamur milik genus Claviceps, yang sering tumbuh pada gandum dalam kondisi dingin dan lembab. Roti gandum adalah makanan pokok di koloni pada saat itu.

Dikutip dari laman Medical Daily, para korban "kerasukan" karena guna-guna dilaporkan dilaporkan kejang dan berkedut saat persidangan. Pada tahun 1976, keracunan ergot diusulkan sebagai penyebab penganiayaan penyihir di Salem untuk pertama kalinya oleh Linda R. Caporeal, seorang mahasiswa pascasarjana di University of California di Santa Barbara.

Caporeal berpendapat bahwa gejala yang diperlihatkan oleh orang-orang yang dianggap penyihir itu cukup khas dari ergotisme, termasuk kejang-kejang dan efek mental seperti mania atau psikosis. Dia bahkan menambahkan bahwa klaim halusinasi visual sangat mirip dengan yang diproduksi oleh LSD halusinogen, yang merupakan turunan kimia dari ergot.

Teorinya telah ditolak dan dipuji, dengan kritik mencatat tidak adanya gejala ergot lainnya dalam testimonial. Ia juga dikritik karena penjelasan keracunan tidak memperhitungkan efek sosial dan psikologis yang kompleks dari budaya pada saat itu. Beberapa peneliti kemudian skeptis terhadap teori itu karena gejala kerasukan dan penyihir terjadi secara individual, bukan berdasarkan rumah-ke-rumah.

Terlepas dari keberatan-keberatan ini, ergotisme masih dikutip oleh beberapa sejarawan dan ilmuwan sebagai kemungkinan alasan untuk peristiwa "supernatural" di Salem.

Teori lainnya dari kesurupan sering dikaitkan dengan masalah kesehatan mental, sindrom Tourette dan skizofrenia karena perilaku psikotik dan tak menentu yang sering dilaporkan pada korban kerasukan. Kasus kesurupan paling sering dikaitkan dengan gangguan identitas disosiatif. 

Sekitar 29 persen dari mereka yang mengalami gangguan, sering disebut kepribadian ganda, dilaporkan mengidentifikasi diri mereka sebagai setan. Sejumlah besar gangguan mental dan suasana hati dapat menyebabkan gejala-gejala psikologis kesurupan. Tetapi, bagaimana dengan saksi yang mengaku melihat gejala fisik?

Hal itu sempat dipresentasikan oleh Dr. Kathleen Sands  dari The College of Physicians of Philadelphia, dalam mata kuliah berjudul Demonic Possession and Exorcism: Medical Explainations. Dalam kuliahnya, ia menyarankan beberapa kemungkinan penyebab beberapa manifestasi fisik kesurupan. 

Beberapa kasus melaporkan kata-kata yang muncul pada kulit korban kerasukan, sesuatu yang oleh Sand dikaitkan dengan urtikaria dermatografik, kelainan yang diterjemahkan menjadi "tulisan di kulit." Mereka yang menderita penyakit ini dapat membelai atau menekan kulit untuk membuat garis merah, seperti bilur yang bisa tampak cukup mengkhawatirkan saksi tanpa mengetahui kondisi tersebut. Hal ini yang kemudian diduga bahwa orang tersebut mengalami kesurupan.

Hingga kini memang masih ada banyak penjelasan lain mengenai kesurupan. Namun, tidak ada salahnya mendasarkan fenomena itu dengan penjelasan medis yang memadai. (nsa)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya