Penyalahgunaan Cairan Vape Disebut Berisiko bagi Kesehatan

Macam-macam bentuk rokok elektrik atau vape.
Sumber :
  • dok. pixabay

VIVA – Pro kontra terkait pemakaian vape atau rokok elektrik masih menjadi perbincangan hangat di berbagai negara termasuk Indonesia. Beberapa kasus terakhir terkait vape yang bahkan disebut memicu kematian, menjadi perhatian utama yang sulit diabaikan.

Tekan Prevalensi Merokok, Produk Tembakau Alternatif Sodorkan Solusi?

Dikutip dari laman The Guardian, kasus kematian pada 5 pemakai vape di Amerika Serikat hingga penyakit paru yang mulai meningkat menjadi kejadian luar biasa, dikaitkan pada dampak buruk dari rokok elektrik tersebut. Tak hanya itu, lebih dari 450 kasus dikaitkan dengan dampak dari rokok elektrik yang kian banyak peminatnya.

Para pemakai vape itu mengeluhkan hal yang sama berkaitan dengan kesehatan parunya seperti mudah batuk, sesak napas, hingga kelelahan. Tak jarang juga yang mengaku muntah hingga diare.

Riset Universitas Bern: Vape Efektif Bantu Perokok Dewasa Beralih dari Kebiasaan Merokok

Menanggapi hal itu, ketua Tobacco Control dari Kesehatan Masyarakat Inggris, Martin Dockrell mengatakan bahwa kebanyakan kasus tersebut dikaitkan dengan penyalahgunaan pada cairan yang tidak seharusnya dipakai untuk vape. Tak sedikit kasus tersebut mengungkap bahwa para pengguna vape menambahkan cairan seperti minyak cannabis.

Sama halnya yang dipaparkan oleh Chief Executive of The Health Charity Action of Smoking and Health, Deborah Arnott yang mengatakan bahwa tidak ada kasus serius yang berkaitan dengan pemakai vape di Inggris. Hal ini karena vape di Inggris sudah sudah terjamin keamanan dari sisi medis dan ada aturan yang berlaku dalam pemakaiannya.

Tak Mudah Berhenti Merokok, Perokok Dewasa Bisa Optimalkan Produk Tembakau Alternatif

"Di Inggris, alat vape bisa dicek dalam situs Medicine and Healthcare Products Regulatory Agency (MHRA) dimana untuk memastikan bahwa produk yang digunakan sudah terjamin dan dijual secara legal," ujar Deborah.

Pemaparan yang sama juga disampaikan oleh pakar kesehatan publik dari Edinburgh University, Prof Linda Bauld yang mengaku bahwa pemakaian vape yang berisiko dipicu oleh penyalahgunaan cairan di dalamnya. Sehingga dibutuhkan regulasi yang berlaku dalam pemakaian vape yang aman dan terkendali.

"Semua kasusnya dipicu oleh ekstrak marijuana (minyak THC). Komponen itu disebut sebagai tocopherol actetat yang bisa memicu bahaya," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya