Nonton Joker Aman Enggak Buat Kesehatan Mental?

Film Joker dibintangi oleh Joaquin Phoenix.
Sumber :
  • Warner Bros.

VIVA – Film Joker menunjukkan betapa brutalnya pembunuhan yang dilakukan sosok tersebut. Namun, sebelum menjadi seorang 'monster', Joker adalah sosok yang kesepian dan butuh kasih sayang.

Idap Gangguan Identitas Integritas Tubuh, Pria Ini Minta Dokter Potong 2 Jarinya yang Sehat

Di kehidupannya di Gotham yang penuh dengan derita, sosok Arthur Flek atau Joker membutuhkan perhatian dari orang terdekat. Sayang, ia malah mendapatkan makian dan pukulan dari orang sekitar. Hal tersebut yang akhirnya membuat Joker terlahir kembali menjadi sosok yang penuh dengan benci.

Dilansir dari laman The Independent, Senin, 7 Oktober 2019, Warner Brothers telah mengatakan bahwa film Joker memang bukan mengenai pahlawan super. Film ini memiliki unsur kekerasan yang dikhawatirkan memicu kesalahpahaman akan pesan yang dibawa oleh para penonton.

Biar Gak Semakin Hancur, Pakar Kesehatan Mental Sarankan Ini pada Sandra Dewi

Kondisi Joker dijelaskan bergelut dengan penyakit mentalnya disertai pemicu lainnya yang seperti bom waktu yang tengah menunggu waktu untuk meledak. Pada penonton yang memiliki pengalaman buruk di masa kecil seperti kekerasan yang dilalui Joker, gambaran film ini bisa saja menjadi trigger atau pemicu mereka menjadi sosok seperti Joker.

Selain itu, banyak orang di sekitar yang sebenarnya memiliki penyakit mental sama seperti Joker. Pada mereka yang mampu melangkah ke tempat penanganan mental yang tepat, kondisi tersebut dapat diatasi dengan efektif.

Review Film the First Omen: Penemuan Jati Diri Biarawati yang Mengerikan

Namun, pada beberapa orang dengan kondisi yang sama, seringkali memilih penanganan yang tidak tepat sehingga bisa memicu masalah pada diri mereka. Hal ini yang akhirnya membuat penyakit mental malah menjadi membahayakan diri dan orang lain.

Lantas, bagaimana dengan mereka yang memiliki kondisi kesehatan mental yang baik maupun tak memiliki pengalaman buruk di masa kecil?

Perlu dipahami, penyakit mental bukanlah sesuatu yang bisa ditertawakan. Meski tak memiliki kondisi serupa, sebaiknya menghindari untuk melakukan kekerasan maupun mengolok-olok. Ambil pesan positif bahwa film ini ingin menyampaikan bagaimana kita harus berbuat baik terhadap sesama meski bukan orang yang kita kenal. (ldp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya