Awas, Pelari Maraton Juga Riskan Kena Serangan Jantung

Ilustrasi Lomba maraton
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rosa Panggabean

VIVA – Saat seseorang berniat untuk menjaga kebugaran tubuh, jenis olahraga yang paling gampang dan tidak memerlukan biaya adalah lari. Manfaatnya antara lain, menjaga tekanan darah, menurunkan kolesterol dan mencegah obesitas.

Sempat Kena Serangan Jantung, Putra LeBron James Masuk Draf NBA Musim Ini

Berawal dari ingin hidup sehat, akhirnya mereka melakukan itu secara rutin. Bahkan, mulai memberanikan diri untuk mengikuti ajang olahraga maraton. Seperti Electric Jakarta Marathon Run 2019, yang bakal digelar pada Minggu 27 Oktober besok.

Meski sudah melakukannya sejak lama, terkadang ada saja yang mengalami serangan jantung saat sedang berolahraga lari. Menurut data dari American College of Cardiology, dilansir Jumat 25 Oktober 2019, satu dari 50 ribu pelari berisiko mengalami serangan jantung saat mengikuti maraton.

Sebelum Meninggal, Donny Kesuma Ngaku Tekuni Pekerjaan di Dunia Malam Selama 20 Tahun

Penyebabnya bermacam-macam, mulai dari pola makan yang salah hingga tidak melakukan pemanasan yang cukup. Namun, yang umum terjadi adalah mereka tidak mengetahui, seberapa fit kondisi organ di dalam tubuh mereka.

“Seringkali, penderita sakit jantung sudah mengalami tanda-tanda atau gejala, namun mengabaikannya” ujar Deputy Chief Executive Officer OMNI Hospitals, dr Num Tanthuwait.

Duka Mendalam Baim Wong dan Armand Maulana atas Kepergian Donny Kesuma

Menurut Num, banyak studi yang telah dilakukan menyimpulkan, bahwa pelari jarak jauh memiliki pembuluh darah jantung yang lebih besar, tebal, dan lebih efisien memompa darah.

Namun, olahraga yang berlebihan seperti maraton jarak jauh juga berisiko menimbulkan gangguan pada jantung, Alasannya, radikal bebas dalam tubuh dapat mengikat kolesterol dan menyebabkan penyumbatan pada pembuluh darah jantung.

Selain itu, dehidrasi dan gangguan elektrolit akibat lari jarak jauh juga dapat menimbulkan gangguan irama jantung.

“Oleh sebab itu, setiap orang sebaiknya melakukan pemeriksaan jantung setidaknya setahun sekali. Jika merasakan gejala nyeri dada, sesak napas, jantung berdebar cepat atau tidak teratur saat berolahraga, sebaiknya segera periksakan,” Jelas Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah OMNI Hospitals, dr Emile SpJP.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya