Bagi Penderita Diabetes, Amankah Ganti Gula dengan Madu?

Ilustrasi gula darah.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Setiap tanggal 14 November diperingati sebagai hari Diabetes Internasional. Diabetes merupakan gangguan metabolisme yang timbul akibat peningkatan kadar gula darah di atas nilai normal yang berlangsung secara kronis. Hal ini disebabkan adanya gangguan pada hormon insulin yang dihasilkan kelenjar pankreas.

Bahaya Dibalik Segarnya Sop Buah, Hati-Hati Diabetes dan Obesitas Mengintai

Insulin berfungsi mengatur penggunaan glukosa oleh otot, lemak atau sel-sel lain di tubuh. Apabila produksi insulin berkurang, maka akan menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah serta gangguan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein.

Diabetes menjadi penyebab utama untuk kebutaan, serangan jantung, stroke, gagal ginjal, dan amputasi kaki. Karena itu, penting bagi penderita diabetes untuk membatasi asupan makanan manis. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya lonjakan gula dalam darah (hiperglikemi).

Impor Beras RI Januari-Februari Tembus 881 Ribu Ton, Paling Banyak dari Thailand

Kesadaran akan bahaya diabetes membuat banyak orang menyadari untuk mulai membatasi asupan gula harian untuk mencegah diabetes. Konsumsi gula harian sendiri telah diatur oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan Kementerian Kesehatan, yakni 4 sendok makan atau 50 gram sehari. 

Namun, banyak juga yang mencari cara untuk  mengganti penggunaan gula dengan madu. Alasannya, madu dianggap lebih baik dari gula. Apakah benar demikian? Head of Nutrifood Research Center, Astri Kurniati menjelaskan ternyata madu justru tinggi glukosa (gula). 

Kemenkes Khawatir Pembiayaan Penyakit Ginjal Meningkat Karena Hal Ini

"Madu manisnya dua kali lipat. Jadi sebenarnya madu itu adalah salah satu pemanis yang alami, tapi problemnya madu itu tinggi glukosa," kata dia saat ditemui di Kota Kasablanka, Jakarta. 

Dia melanjutkan, baik glukosa yang ada di madu atau gula ini sama-sama bisa menaikkan kadar gula darah seseorang dengan sangat cepat. Karenanya, konsumsi terlalu banyak lambat laun dapat menaikkan risiko diabetes juga.

"Kita bilang bahasa food chemistry, glukosa itu monosakarida, sukrosa (gula) itu disakarida. Jika makan monosakarida dan disakarida terlalu banyak bisa sebabkan kadar gula darah kita naik dengan cepat, lama kelamaan menaikkan risiko diabetes juga," kata dia. 

Untuk amannya, saran Astri, konsumsi madu harian dibatasi 50 gram atau setara 4 sendok makan. Sebab, baik glukosa dan sukrosa itu sama-sama merupakan gula, kata dia. 

Untuk diketahui, satu dari dua orang di Indonesia menyandang diabetes. Penyakit ini disebut-sebut sebagai silent killer karena kebanyakan tidak terdiagnosis dan pasien tidak menyadari apabila mereka terkena diabetes. Ada 2/3 orang di Indonesia tidak tahu kalau mereka terkena diabetes. 

Kondisi ini sangat mengkhawatirkan, mengingat penderita diabetes khususnya di Indonesia terus mengalami peningkatan meningkat. Dari 6,9 persen menjadi 10,9 persen, data ini berdasarkan Riskesdas di tahun 2013 dengan Riskesdas 2018. 

Melihat tingginya prevalensi tersebut, harus ada kepedulian dari masyarakat untuk sadar dengan penyakit ini. Mengingat, jika terlambat pendeteksiannya akan berakibat sebabkan cacat serius atau bahkan kematian. 

Beberapa gejala umum yang menunjukkan seseorang terkena diabetes antara lain banyak makan, banyak minum, banyak berkemih. Perhatikan juga jika sudah ada riwayat keluarga memiliki penyakit diabetes Anda harus lebih waspada lagi, sebab salah satu faktor risiko diabetes adalah genetik.

Jika memang ada keluarga dengan riwayat diabetes, masyarakat bisa melakukan pencegahan dengan mengubah pola gaya hidup sehatnya. Mulai dari mengatur pola makan, jumlah makanan yang dikonsumsi hingga melakukan aktivitas fisik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya