Cuma 30 Menit Tiap Hari, Cukup untuk Cegah Diabetes

Ilustrasi Olahraga
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Gaya hidup sedentari atau kurang aktivitas fisik membuat masyarkat cenderung berisiko lebih tinggi terkena diabetes. Mayoritas masyarakat di perkotaan sendiri sering mengatakan bahwa hal itu terjadi karena mereka tidak punya waktu lebih untuk melakukan olahrga. 

6 Olahraga Aman saat Menjalankan Puasa Ramadan

Padahal, menurut dr. Rachmad Wishnu Hidayat, Sp.KO dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Olahraga, melakukan aktivitas fisik yang mampu menurunkan risiko diabetes tidak perlu waktu banyak. Ia mengatakan bahwa setiap orang hanya perlu menyisihkan waktu sekitar 30 menit setiap hari untuk beraktivitas fisik. 

"Tadi saya sampaikan itu sudah banyak penelitian yang memperlihatkan efek dari olahraga bahkan pada diabetes. Dalam sehari dilakukan beberapa kali sehingga secara akumulasi tercapai 30 menit minimal dan dengan intensitas rendah itu juga bisa menurunkan gula darah," kata Rachmad saat ditemui di Univesitas Yarsi, Jakarta.

Ketahui Tips Puasa Sehat untuk Penderita Diabetes, Dijamin Tahan Sepanjang Hari

Baca juga: Dinkes DKI Ingatkan Risiko Diabetes jika Sering Minum Boba

Ia melanjutkan, jika memang tidak memiliki waktu 30 menit sekaligus, masyarakat bisa mencicilnya dengan melakukan 10 menit saat pagi, 10 menit pada siang hari, dan 10 menit setelah selesai jam kerja.  Ia kembali menegaskan, bahwa aktivitas rutin minimal 30 menit sehari, 5 hari dalam seminggu, merupakan pilar penting pencegahan diabetes dan pengelolaan diabetes. 

Penderita Diabetes Tak Usah Takut Lagi Makan Nasi, Begini Cara Masaknya agar Rendah Gula

"Olahraga membantu gula diserap secara efisien oleh otot sehingga membantu menurunkan kadar gula dalam darah. Kalau sudah begitu tidak bisa dilakukan berarti kesimpulan kita satu, memang motivasi masalah utamanya. Bukan karena enggak ada waktu jadi alasan kesibukan itu gugur dengan sendirinya, itu bisa kita asumsikan ini memang masalah motivasi yang paling utama," kata dia. 

Seperti diketahui, sejak 2014, Steno Diabetes Centre Copenhagen, University of London College, dan Novo Nordisk meluncurkan Cities Changing Diabetes (CCD) untuk mempercepat gerakan melawan diabetes di daerah perkotaan. Hingga 2018, program CCD telah membentuk kemitraan lokal di 17 kota di seluruh dunia.

Program CCD disusun untuk memetakan dan memahami faktor pendorong di balik meningkatnya jumlah penderita diabetes di perkotaan. Sebagai ibu kota Indonesia, Jakarta juga memiliki prevalensi diabetes tertinggi.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya