Tingkat Kepesertaan JKN di Kelas Menengah Masih Rendah, Ini Sebabnya

Seorang petugas perlihatkan contoh kartu BPJS Kesehatan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Agus Bebeng

VIVA – Meski baru 5 tahun diterapkan, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Indonesia berkembang maju. Dalam periode tersebut Indonesia telah berhasil menjangkau 223 juta orang atau 83,9 persen dari total penduduk Indonesia.

Informal Workers Receive Social Security Assistance from Radjak Hospital Salemba

Namun, bukan berarti penerapan Universal Health Coverage di Indonesia tidak mengalami tantangan.  Direktur The SMERU Research Institute, Widjajanti Isdijoso, M.Ec.St, menyebut bahwa salah satu tantangan JKN ialah masih rendahnya kepesertaan dari segmen kelas menengah.

"Dari total kepesertaan yang sekitar 83 persen, ada kelas menengah yang kepesertaan masih rendah. Kita tahu, bahwa salah satu penelitian Smeru memberikan pendaftaran melalui online itu membantu meningkatkan tapi cuma sedikit, jadi kita lihat kemauan untuk menjadi peserta itu suatu tantangan," ungkap  Widjajanti , dalam Press Conference The 12th Asia Pacific Future Trends Forum (FTF 2019): Roadmap to Universal Health Coverage: Acceleration through Public-Private Partnership, di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis, 21 November 2019.

Tinjau RSUD Sibuhuan, Jokowi Pastikan Pelayanan Kesehatan Optimal

Widjajanti  juga merinci bahwa, dari sejumlah segmen peserta JKN, peserta kelas menengah yang masuk ke dalam Peserta Mandiri bukan upah jumlahnya memang jauh lebih sedikit dari peserta Penerima Bantuan Iuran. Widjajanti mengungkapkan bahwa untuk peserta mandiri kurang dari 30 persen.

"Makanya sedang dicari caranya menciptakan insentif untuk pembayaran iuran reguler dan bertanggung jawab karena masih banyak perilaku membayar iuran ketika mereka membutuhkan," ungkap dia.

Angka Kasus Penyakit Ginjal Makin Meningkat, Sedot Dana BPJS Hingga Rp2,9 T

Sehingga, Widjajanti mengatakan perlu dicari model skema yang lebih pas. Ia mengatakan sejumlah lembaga penelitian juga terus mencari terobosan dan mempermudah cara agar meningkatkan kepesertaan.

Sementara Presiden Direktur PT Novartis Indonesia, Jorge Wagner, menyatakan bahwa pihaknya sangat berkomitmen untuk secara aktif berperan dalam upaya peningkatan sistem kesehatan di Indonesia.

"Sebagai implementasi dari komitmen kami dalam re-imagine medicine, kami mengembangkan dan menemukan cara-cara baru guna meningkatkan kualitas hidup para pasien," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya