Diamond Gap Diklaim jadi Tes Sederhana untuk Deteksi Kanker Paru

Diamond gap di jari
Sumber :
  • Metro.co.uk

VIVA – Kanker paru-paru menjadi salah satu penyakit yang paling menakutkan. Sebabnya, penyakit kanker paru-paru dapat mengancam jiwa bagi para penderitanya. 

Ada Kabar Baik untuk Pasien Kanker Paru-paru

Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan) pada tahun 2018, sebanyak 1,8 juta jiwa di dunia meninggal akibat kanker paru-paru sepanjang 2018. Sementara itu, di Indonesia setiap tahunnya lebih dari 30.023 penduduk Indonesia didiagnosa kanker paru. Sementara, 26.095 orang meninggal akibat kanker paru pada tahun 2018.

Baca juga: Waspada, Polusi Udara Picu Penyakit Paru Kronis

Kombinasi Pengobatan Kanker Paru dengan Imunoterapi Janjikan Harapan Hidup Lebih Tinggi

Beberapa penderita kanker paru-paru mengalami gejala awal yang sulit dikenali. Sampai pada akhirnya baru-baru ini ada sebuah tes yang digunakan untuk memeriksa tanda-tanda dini dari kanker paru-paru.

Tes itu disebut dengan 'diamond gap'. Caranya, gabungkan kuku telunjuk kanan dan kiri kamu, kemudian tekuk ujung jari kamu sehingga kuku saling menyentuh. Jika ada bentuk berlian kecil, itu disebut jendela Schamroth dan jika kuku tersebut tidak memiliki celah, artinya kamu berisiko terkena kanker paru-paru. 

Jadi Penyebab Kematian Tertinggi, Sekarang Skrining Kanker di Puskesmas Gratis

Menurut Cancer Research, melakukan metode ini berhasil pada 35 persen orang dengan kanker paru-paru non-sel kecil, dan 4 persen dari mereka yang menderita kanker paru-paru sel kecil.

Dilansir dari laman Metro, pada tahun lalu, Jean Taylor mengungkapkan bahwa dia menemukan kanker paru-paru setelah putrinya khawatir tentang kuku-kukunya yang melengkung.

Tentu saja, tidak memiliki celah tidak berarti kamu pasti menderita kanker paru-paru. Tetapi, jika kamu berpikir kuku kamu memiliki celah, bicarakan dengan dokter kamu.

Untuk diketahui, gejala lain dari kanker paru-paru termasuk batuk yang tidak hilang setelah dua atau tiga minggu dan menjadi lebih buruk, infeksi dada berulang,  batuk darah, sakit saat bernafas atau batuk, sesak napas, kekurangan energi, kehilangan selera makan, dan penurunan berat badan yang tidak bisa dijelaskan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya