Gerakan Aktris Hollywood Melawan Kekerasan Seksual

Ilustrasi kekerasan seksual.
Sumber :
  • VIVAnews/Joseph Angkasa

VIVA – Kekerasan seksual masih merupakan ancaman bagi para aktris Hollywood. Beberapa masih enggan untuk mengungkapkannya ke publik. Sementara yang lainnya berhasil menggalang gerakan #MeToo yang sempat ramai di seluruh dunia.

Viral Dugaan Pelecehan Seksual Mahasiswa Undip, Korban Curhat Malah Dicekoki Miras

Pada 2018 lalu, sekitar tiga ratus aktris, sutradara, penulis, produser, agen, dan eksekutif perempuan Hollywood, juga meluncurkan sebuah inisiatif untuk membantu memerangi pelecehan seksual di tempat kerja.  Proyek tersebut disebut Time's Up.

Proyek itu juga telah berhasil mengumpulkan dana sebesar USD13 juta untuk pembelaan hukum bagi  perempuan pekerja yang kurang beruntung, untuk melawan kekerasan seksual yang dialaminya di tempat kerja.

Arab Saudi Beri Hukuman Berat Ini Kepada Pelaku Kekerasan Seksual di Makkah dan Madinah

Time's Up diumumkan dalam sebuah iklan satu halaman penuh di harian The New York Times dan surat kabar berbahasa Spanyol La Opinion. 

Iklan itu berisi sebuah surat terbuka, yang menjelaskan bahwa proyek tersebut merupakan seruan terpadu untuk perubahan dari wanita pekerja hiburan untuk wanita di mana pun.

Ivan Gunawan Minta Maaf Bercanda Soal Pencabulan, Dibela Deddy Corbuzier

"Perjuangan bagi perempuan untuk masuk, untuk bangkit, didengar dan diakui di tempat kerja yang didominasi laki-laki harus diakhiri. Sudah bukan zamannya lagi untuk monopoli yang tak tertembus ini," bunyi surat tersebut.

Beberapa artis pendukungnya termasuk Cate Blanchett, Natalie Portman dan Jennifer Aniston. Ashley Judd, dan Meryl Streep, ketua Universal Pictures Donna Langley, penulis feminis Gloria Steinem, pengacara dan mantan kepala staf Michelle Obama Tina Tchen dan pendiri Nike Foundation Maria Eitel.

Gerakan ini dibentuk setelah banjir dugaan mengganggu atau mengakhiri karier para pemimpin pria yang kuat dalam hiburan tetapi juga dalam bisnis besar, politik dan media, yang dipicu oleh skandal pelecehan seksual Harvey Weinstein.

'Pelecehan terlalu sering berlanjut karena pelaku dan majikan tidak pernah menghadapi konsekuensi apa pun," demikian tulis surat tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya