Penelitian: Kesehatan Gusi Membaik Setelah Beralih ke Vape

Rokok elektrik atau vape.
Sumber :
  • pixabay/LindsayFox

VIVA – Merokok adalah aktivitas yang sudah lama dikenal masyarakat. Mengikuti perkembangan zaman, rokok tidak hanya berupa tembakau dan zat lain yang dililit dengan kertas, tetapi dibuat lebih modern.

Tekan Prevalensi Merokok, Produk Tembakau Alternatif Sodorkan Solusi?

Sebagai pengganti rokok konvensional, muncul rokok elektrik yang diuapkan dengan cairan atau dikenal dengan vape serta tanpa cairan atau dikenal dengan i-cost. Rokok canggih itu disebut-sebut lebih baik dibandingkan dengan rokok konvensional.

"Masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui informasi yang akurat tentang produk alternatif yang resikonya lebih rendah daripada rokok," kata Pendiri Yayasan Pemerhati Kesehatan Publik (YPKP) Prof. Dr. Achmad Syawqie Yazid, dalam acara Indonesia Vape Movement 2019 seperti yang dikutip dari siaran pers yang diterima VIVA.

Vape May Help Adult Smokers to Stop, Study Says

Lebih lanjut, saat dihubungi VIVA, Rabu 18 Desember 2019 Syawqie menjelaskan bahwa risiko mengonsumsi rokok elektrik lebih rendah dibanding rokok konvensional. Hal itu berdasarkan penelitian kandungan kimia cairan dan uap rokok elektrik yang rendah kontaminan, jauh di bawah asap rokok.

Baca juga: Benarkah Akupuntur Bisa Turunkan Berat Badan?

Riset Universitas Bern: Vape Efektif Bantu Perokok Dewasa Beralih dari Kebiasaan Merokok

"Bahayanya rokok konvensional dibakar, maka asapnya selain mengandung nikotin juga berisi bahan kimia beracun dan karsinogen sebagai produk dari pembakaran. Sementara vape tidak dibakar tapi dipanaskan, tidak sampai terbakar," kata dia.

Sehingga lanjut Achmad, kandungan bahan kimia beracun yang ada pada uap vape jauh di bawah asap rokok tembakau. Selain itu, kata dia vape merupakan alternatif yang lebih aman untuk perokok yang tidak mampu menghentikan kecanduannya, serta bisa menjadi kerangka-kerja upaya penurunan bahaya merokok.

Di sisi lain dia juga memaparkan hasil penelitian YPKP tentang produk tembakau alternatif baru-baru ini. Hasilnya, perokok konvensional yang beralih ke vape mengalami perbaikan kondisi kesehatan gusi. Hal ini ditandai dengan perdarahan gusi yang kembali normal.

"Artinya ada perbaikan di dalam peredaran darah jaringan gusi," kata dia.

Dia juga menjelaskan pada penelitian yang dilakukan pihaknya sebelumnya terhadap sel mukosa atau jaringan mulut pada 3 kelompok (vape, perokok, non-keduanya). Dengan pengamatan terhadap munculnya indikator sel yang berubah akibat mutasi (multi nucleated cell/muncul tinggi pada perokok), hasilnya teramati kecenderungan penurunan jumlah multi nucleated cell pada pemakai vape, di bawah kelompok kontrol non-keduanya.

"Artinya uap vape tidak atau sedikit menimbulkan mutasi pada sel mukosa mulut. MNC atau multi nucleated cell merupakan pertanda dari perubahan awal ke arah keganasan (kanker)," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya