Kanker Serviks Bisa Dicegah Sejak Dini, Ini Caranya

Ilustrasi kanker serviks.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Saat ini, Indonesia menjadi negara dengan insiden kanker serviks tertinggi di Asia. Bahkan, lebih dari 50 persen di antaranya meninggal dunia. Kanker serviks yang paling ganas, adalah yang disebabkan oleh human papillomavirus atau HPV.

5 Syarat Kucing Peliharaanmu Sudah Bisa Divaksin Biar Tetap Sehat

Virus HPV bisa masuk ke dalam tubuh, ketika ada celah luka pada lapisan epitel di serviks. Berdasarkan penelitian, proteksi maksimal bisa didapat melalui vaksinasi, yang bisa mulai dilakukan pada anak berusia sembilan tahun. Antibodi melawan HPV akan terbentuk lebih maksimal, jika vaksinasi diberikan sejak dini.

Sayangnya, sekitar 120 ribu anak perempuan terancam tidak mendapat vaksinasi HPV, karena adanya masalah keterlambatan tersedianya vaksin. Kondisi ini diungkapkan oleh Ketua Satuan Tugas Imunisasi, Prof Dr Cissy B Kartasasmita.

WHO Peringatkan Ancaman Wabah Penyakit yang Serang Anak-anak di 2024

“Kalau memang vaksinasi dianggap penting, seharusnya keterlambatan ini tidak terjadi,” ujarnya di Jakarta, Jumat 20 Desember 2019.

Proyek percontohan vakinasi HPV pertama kali, dilakukan di Jakarta pada 2016. Lalu, pada 2018 pemerintah melanjutkannya menjadi program percontohan vaksinasi, dengan menyasar para siswi kelas lima SD dan sederajat di lima daerah, yaitu Yogyakarta, Surabaya, Makassar, dan Manado.

Kasus Demam Berdarah Meningkat, Kapan Vaksin DBD Siap?

Sesuai dengan anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), vaksinasi HPV untuk anak perempuan berusia 9-13 tahun dilakukan sebanyak dua kali. Menurut Cissy, karena proyek percontohan ini sudah masuk dalam agenda Kementerian Kesehatan, seharusnya segala kendala untuk penyediaan vaksin bisa dipersiapkan jauh-jauh hari. 

Mengenai efektivitas kerja vaksin, Cissy menyebutkan, anjuran yang diberikan untuk penyuntikkan dosis kedua adalah maksimal 15 bulan. Artinya, masih ada rentang waktu yang bisa dikejar pemerintah untuk segera melaksanakan vaksinasi. 

“Kami berharap, keterlambatan ini jangan berlarut-larut. Kalau memang sudah masuk program Kemenkes, meski ada pergantian menteri atau dirjen, programnya tetap harus jalan sesuai rencana," kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya