Peneliti Sebut Virus Corona Diduga Ditularkan oleh Ular ke Manusia

Ilustrasi penelitian virus
Sumber :
  • www.pixabay.com/Prylaler

VIVA – Perkembangan virus Corona yang pertama kali ditemukan di Wuhan, China terus memunculkan fakta baru. Setelah sebelumnya pemerintah China mengonfirmasi bahwa penyakit ini menular antar manusia, sebuah analisis genetik  juga menyebutkan bahwa penyakit ini mungkin telah ditularkan kepada orang-orang dari ular. 

Misteri 2 Ular Raksasa Sowan ke Makam Sunan Kalijaga, Dipercaya Sebabkan Banjir Demak

Ular itu mungkin telah menangkap virus dari kelelawar di pasar makanan di mana kedua spesies itu dijual. Per 22 Januari 2020, ada 555 kasus infeksi yang dikonfirmasi, yang dapat menyebabkan demam, sulit bernapas, dan radang paru-paru. 

Untuk mengantisipasi virus itu meluas, Wuhan menjadi daerah yang secara efektif ditempatkan di bawah karantina, transportasi umum ditutup sementara. Meski 444 kasus telah dilaporkan di Wuhan, kasus lain juga telah dikonfirmasi menjangkit di daerah sekitarnya, dengan 26 di provinsi Guangdong, 14 di Beijing dan 9 di Shanghai. 

Ilmuwan Berikan Saran Manusia agar Makan Daging Ular Piton, Alasannya Mengejutkan

Di dunia internasional, kasus virus corona juga dikonfirmasi telah terjadi di Thailand, Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.  Ratusan lainnya masih diduga, dan upaya untuk mendiagnosis kasus lain masih terus berlangsung.

Sumber infeksi diduga adalah pasar makanan di Wuhan yang dikunjungi oleh beberapa dari mereka yang pertama kali terinfeksi virus. Pasar ini dikenal menjual hewan liar dan peternakan hidup, termasuk marmut, burung, kelinci, kelelawar dan ular.

Ular Berbahaya Ditemukan dalam Tas Anak, Pawang: Ini Sangat Bahaya

Untuk mengetahui apakah virus itu mungkin berasal dari salah satu spesies ini, anggota tim peneliti, Wei Ji dan rekan-rekannya di Universitas Peking di China membandingkan genom dari lima sampel virus baru dengan 217 virus serupa yang dikumpulkan dari berbagai spesies.

Dikutip laman New Scientist, analisis tim menunjukkan bahwa virus baru itu terlihat mirip dengan yang ditemukan pada kelelawar, tetapi kebanyakan seperti virus yang terlihat pada ular, secara genetis. 

Baca Juga: Lagu Gong Xi Gong Xi Khas Imlek Punya Sejarah Kelam dan Tragis

"Hasil yang diperoleh dari analisis urutan kami menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa ular adalah reservoir hewan liar yang paling mungkin," tulis laporan itu. 

"Kami sangat gembira dengan spekulasi baru ini. Kita membutuhkan lebih banyak bukti eksperimental, tetapi itu memberi kita petunjuk," kata Haitao Guo di University of Pittsburgh di Pennsylvania, yang meninjau penelitian ini. 

Virus baru ini kemungkinkan terbentuk sebagai hasil dari kombinasi virus dari kelelawar dan ular, yang dapat terjadi ketika dua spesies hewan disimpan dalam jarak dekat seperti yang dapat terjadi di pasar makanan, kata Peter Rabinowitz di University of Washington di Seattle.

"Virus itu kemudian mungkin menular ke manusia melalui udara. Ini masih spekulasi, tetapi jika virus ada di sekresi atau kotoran ular, akan mungkin untuk aerosolise dan dihirup jika ada cukup ular dan cukup banyak orang,” katanya.

Pada 22 Januari, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengadakan komite darurat tentang virus baru, yang berada dalam keluarga yang sama dengan SARS dan MERS. Setelah pertemuan itu, Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa ia membutuhkan lebih banyak informasi tentang virus dan penyebarannya sebelum ia dapat menyatakan wabah itu darurat kesehatan masyarakat.

"Ini adalah situasi yang berkembang dan kompleks. Keputusan tentang apakah dinyatakan ada atau tidak darurat kesehatan publik yang menjadi perhatian internasional, ini adalah keputusan yang saya ambil dengan sangat serius, dan keputusan yang saya siapkan dengan mempertimbangkan semua bukti dengan tepat."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya