Beda Pilek Biasa, Influenza dan Flu Wuhan

Ilustrasi influenza/flu/bersin/pilek.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Virus Corona yang merebak pada akhir tahun 2019 di Wuhan membuat publik dunia khawatir. Virus yang awalnya diketahui ditularkan dari hewan ke manusia ini telah memakan korban jiwa. Bahkan dilaporkan sudah ada tiga orang tewas akibat virus ini. Dan tercatat hingga Kamis pagi, 23 Januari 2020, sudah ada 548 kasus virus Corona. Ketakutan publik semakin meningkat setelah baru-baru ini, Pemerintah China mengonfirmasi bahwa virus corona ini dapat menular antar manusia.  

Japan Flu Cases Hit Waning Level at Fastest Pace in 10 Years

Kepala Komisi Kesehatan Nasional, Zhong Nanshan mengatakan, pasien mungkin telah tertular virus baru tanpa mengunjungi pusat kota Wuhan di mana virus ditemukan sebelum menyebar ke China dan mencapai tiga negara Asia lainnya. Karena takut menyerang, wabah virus Corona ini membuat publik menjadi waspada tentang gejala atau tanda dari virus ini.

Beberapa gejala wabah ini meliputi menderita flu biasa karena menginfeksi hidung, sinus, atau tenggorokan bagian atas. Namun tidak sedikit dari masyarakat yang akhirnya panik mengingat cuaca saat ini yang menyebabkan beberapa masyarakat mengalami flu.

Kasus Influenza di Jepang Meningkat, Tertinggi dalam 10 Tahun

Baca Juga: Suaranya Merdu, Video Manuella Aziza Putri Sophia Latjuba Dilike Honne

Lalu bagaimana membedakan bahwa gejala yang dialami memang influenza biasa atau merupakan tanda kamu terjangkit virus Corona?

Kenaikan Kasus di Musim Pancaroba, Bagaimana Jika Sakit Flu dan COVID-19 Bersamaan?

Menurut China Press, ada perbedaan yang jelas antara flu biasa, influenza dan coronavirus baru, yang dijuluki virus Wuhan. Masa inkubasi untuk virus Wuhan rata-rata sekitar tujuh hari tetapi gejalanya dapat muncul kapan saja dari dua hingga tiga hari atau bahkan hingga 12 hari setelah terinfeksi.  

Berikut adalah beberapa gejala yang harus Anda ketahui:

Pilek biasa

Pilek biasa terjadi ketika kamu terkena infeksi virus pada hidung dan tenggorokan (saluran pernapasan atas) yang biasanya tidak berbahaya.  Jika mengalami flu, biasanya akan mengalami pilek atau tersumbat, sakit tenggorokan, batuk, sedikit sakit tubuh atau sakit kepala ringan, bersin dan demam ringan.  Setelah dua atau tiga hari, cairan ingus atau cairan lendir di hidung mungkin menjadi lebih kental dan berwarna kuning atau hijau.  Pilek biasanya sembuh dalam lima hingga tujuh hari.

Influenza

Influenza menyerang secara tiba-tiba dan berbeda dari flu. Influenza diketahui lebih berbahaya dan bahkan dapat menyebabkan kematian.  Beberapa gejala dari influenza ini termasuk demam tinggi hingga 40 derajat Celcius, menggigil, batuk, kelelahan, sakit tenggorokan, mual, muntah dan diare, kesulitan bernapas, sakit kepala, mata kering dan ruam.  Jika tidak diobati, situasinya dapat memburuk menjadi pneumonia.

Virus Wuhan (2019-nCoV)

Gejala infeksi virus Wuhan termasuk gejala pernapasan umum seperti demam, batuk kering, sesak napas dan kesulitan bernafas.  Namun, terkadang tidak ada demam. Pada kasus yang lebih parah, infeksi dapat memburuk menjadi pneumonia, sindrom pernafasan akut yang parah, gagal ginjal dan bahkan kematian.

Kamu harus waspada terutama jika kamu baru saja kembali dari Wuhan atau daerah bagian lain di China, atau melakukan kontak dengan siapa saja yang baru-baru ini bepergian ke China.  Pantau kesehatan selama 14 hari untuk melihat apakah gejalanya masih ada dan segera pergi ke rumah sakit jika ada.  Jika tidak, pergilah ke dokter jika tidak yakin karena rumah sakit memiliki tes yang lebih akurat untuk mendiagnosis penyakit kamu.

Pencegahan

Untuk melindungi diri dari virus apapun, pastikan untuk menjaga kebersihan.  Selalu cuci tangan dengan sabun dan air hangat, ingatlah untuk menggosok tangan setidaknya selama 20 detik.  Gunakan sanitiser berbasis alkohol jika air tidak tersedia dan tutupi mulut dan hidung ketika batuk atau bersin dengan tisu.  Buang tisu itu ke tempat sampah.  

Jaga jarak setidaknya enam kaki dari siapa pun yang sakit atau batuk dan selalu memasak makanan dengan cara yang sehat.

Para ahli menyarankan bahwa masker bedah lebih efektif dalam mencegah penyebaran virus Wuhan dibandingkan dengan masker N95, menurut laporan Straits Times. Laporan tersebut menyatakan bahwa masker bedah lebih praktis karena membantu untuk memblokir tetesan partikel besar dan memerciki mencapai mulut dan hidung pemakai dan sebaliknya.

Masker N95 sebelumnya digunakan untuk situasi kabut dan ketika dipakai dengan benar, masker seharusnya sulit bagi orang untuk bernafas.  Jika bernapas dengan nyaman dalam masker N95, kamu salah memakainya dan tidak ada perlindungan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya