Cegah Virus Corona, Dokter Anjurkan Vaksin Influenza

Ilustrasi bakteri dan virus.
Sumber :
  • Physics World

VIVA – Virus Corona atau nCov merupakan virus jenis baru yang mewabah berasal dari Wuhan, China. Karena masih tergolong baru, baik pengobatan dan vaksinasi sebagai pencegahan untuk virus tersebut memang belum ada.

Tingkat Kematian Kanker Paru Tinggi, Dokter Ungkap Penyebab yang Sering Tak Disadari

"Vaksin belum ada, tapi National Institute of America memang tiga bulan dari sekarang baru akan ada human trial dari vaksin itu," ujar ahli penyakit tropik dan infeksi, FKUI, dr Erni Juwita Nelwan SpPD., dalam temu media di kantor Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta, Jumat, 24 Januari 2020.

Meski begitu, Erna menganjurkan pemberian vaksin influenza virus sebagai langkah pencegahan dini. Sebab, menurutnya, jenis dari virus sebenarnya tak jauh berbeda dan hanya berpindah posisi.

Pneumonia is Leading Cause of Death in Children, Toddlers

"Ada protein H dan M yang letaknya H1 M1, H5 M9 dan sebagainya. Ini yang berubah-ubah. Dengan vaksinasi, tidak seratus persen enggak bikin sakit. Tapi akan, pertama, menurunkan gejala berat kalau tetap terkena, karena badan sudah kenal dengan virusnya, sudah disuntik dari vaksin yang dikasih," ucap spesialis penyakit dalam itu.

Alasan kedua, menurutnya, jika kondisi tubuh sedang tidak bugar, maka vaksin ini bisa menjaga kesehatan secara umum. Sehingga, penyakit akibat virus bisa jauh dari tubuh dan dicegah sejak awal.

Penyakit Pneumonia Jadi Penyebab Kematian Terbesar Pada Anak dan Balita

"Jadi kalau mau minta vaksin corona memang enggak ada. Tapi boleh anjurkan ke masyarakat ada vaksin influenza yang bisa diberikan tiap tahun sebagai booster," paparnya.

Erni juga menerangkan bahwa vaksin tersebut juga tersedia di berbagai fasilitas kesehatan dan sangat tepat diberikan di tengah kondisi yang tidak menentu ini. Terlebih untuk seseorang yang sudah memiliki penyakit penyerta sebelumnya yang imunitasnya lebih rendah, sehingga rentan mengidap penyakit yang berkaitan dengan pernapasan.

"Virus di udara related ke pernapasan yang lain sangat banyak. Gejalanya seperti infeksi virus yang kalau orangnya ada diabetes. Ujung-ujungnya bisa pneumonia paru, karena baik virus dan bakterinya menginfeksi," tutupnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya