Ini Kata Kemenkes soal Suspect Virus Corona di RSPI Sulianti Saroso

RSPI Sulianti Saroso.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Bimo Aria

VIVA – Pagi ini, dikabarkan seorang pasien di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso telah dinyatakan sebagai suspect virus corona. Meski demikian, pihak RSPI Sulianti Saroso belum menyatakan bahwa pasien tersebut positif terjangkit virus corona yang berasal dari Wuhan, China.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Saat ini diketahui pasien tersebut dalam kondisi stabil dan tidak ada perburukan. Terkait hal ini, Sesditjen P2P Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr. Achmad Yurianto. mengatakan bahwa suspect berarti pasien tersebut masih diduga terjangkit virus corona.

"Yang pasti belum bisa menyebut itu corona. Kalau dikatakan suspect itu, sebenarnya diduga. Artinya kan kita bisa mau ngomong apa aja. Ini diduga kan karena kita sedang curiga sama novel coronavirus. Jadi semuanya phobia, padahal belum tentu,” kata dia saat ditemui di kantornya, Jumat, 24 Desember 2020.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Ia menambahkan, bahwa hingga saat ini belum ada kasus positif virus corona di Indonesia.

“Yang jelas, sampai hari ini kena pemeriksaan laboratorium kita, dan jejaringnya tidak menemukan kasus positif sampai sekarang di Indonesia,” tambahnya.

Wanita Paruh Baya Ini Lakukan Operasi Plastik Jadi Muda untuk Kelabui Polisi

Kalau memang ternyata pasien suspect virus corona itu nantinya dinyatakan positif, maka pihaknya yang telah menunjuk beberapa rumah sakit, seperti RSPI Sulianti Saroso, akan melayani pasien tersebut.

Mengingat RSPI adalah rumah sakit khusus untuk pusat penyakit infeksi yang tugas dan fungsinya memang untuk kasus-kasus infeksi.

Sehingga, semua kasus infeksi menular, khususnya yang membutuhkan layanan lebih intensif dan kira-kira tidak bisa dilaksanakan di rumah sakit lain, karena masalah ketersediaan fasilitas, maka akan dirujuk ke RSPI.

Contohnya fasilitas yang khususnya adalah ruang perawatan dengan tekanan negatif ruang, di mana tekanan di dalam ruang ini lebih rendah daripada di luar.

"Jadi dia dibuat tekanannya lebih rendah, sehingga kalau misalnya ada perawat mau masuk pintunya dibuka, bukan udara dari dalam ini yang keluar, tapi yang dari luar itu masuk. Sehingga kita yakini ada penyakit di udara itu tidak keluar. Nah, itu adanya di RSPI," kata Achmad.

Sebelum beredar pasien suspect virus corona Wuhan, ternyata ada seorang wanita berusia 35 tahun yang sebelumnya sudah dirawat di luar RSPI, kemudian mengalami panas, batuk dan sesak. Wanita tersebut kemudian dibawa ke RSPI Sulianti Saroso karena ditakutkan adanya infeksi.

Namun, dari hasil pemeriksaan terhadap novel corona (virus corona Wuhan) yang saat ini tengah menjadi perhatian khusus, tidak ditemukan adanya virus tersebut di tubuhnya.

"Kejadiannya seminggu lalu, dan orangnya sudah bisa pulang kok. Berarti hasilnya negatif dan hasil uji klinisnya sudah bagus. Dan alhamdulillah dari dua kali pemeriksaan yang diulang, (hasilnya) negatif," kata dia.

Achmad juga meminta masyarakat untuk tidak panik dengan wabah ini. Yang harus dilakukan oleh masyarakat adalah membiasakan untuk hidup bersih, cuci tangan dan memerhatikan higienitas makanan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya