Pentingnya Pemicu Sel Darah Merah Bagi Penderita Gagal Ginjal

Ilustrasi sel darah
Sumber :
  • www.pixabay.com/qimono

VIVA – Masalah anemia juga sering dialami oleh penderita ginjal kronis atau juga dikenal dengan gagal ginjal. Ini terjadi karena pada pasien gagal ginjal, tubuh tidak lagi bisa memproduksi sel darah merah secara optimal. 

Suplemen Jepang Diduga Picu Masalah Ginjal dan Kematian, Telah Dipasarkan ke Sejumlah Negara

"Sel darah merah kan diproduksi di sumsum tulang belakang untuk bisa memproduksi itu membutuhkan Eritropoitin. Dan biasanya pada penderita gagal ginjal itu sel darah merahnya banyak yang rusak atau keluar," ungkap Direktur Kalbe Farma Sie Djohan saat ditemui, di kantornya, Jumat 24 Januari 2020. 

Sementara, lanjut Djohan, pada penderita gagal ginjal, kadar Eritropoitin tidak mencukupi untuk memproduksi sel darah merah. Oleh karena itu butuh obat untuk memicu pembentukan itu. 

5 Tewas dan Lainnya Dilaporkan Gagal Ginjal Diduga Usai Konsumsi Suplemen Buatan Perusahaan Jepang

Djohan menjelaskan, bahwa saat ini pihaknya juga telah mengembangkan obat Efepoetin Alfa yang sudah memasuki fase uji klinik fase 3 untuk menguji apakah obat telah memiliki efektifitas dan aman untuk digunakan. Ia menjelaskan bahwa saat ini memang telah ada obat serupa, dengan intensitas pemakaian satu hingga dua kali sehari. 

"Produk yang sekarang ada bentuknya injeksi, itu kadang-kadang produknya bisa tiap hari atau dua kali sehari jadi sering, karena itu ada yang mengembangkan produk yang pemakaiannya nya lebih lama, nah ini salah satu produk yg punya efek lebih lama jadi bisa dua Minggu sekali atau sebulan, bentuknya adalah injeksi,"kata Djohan. 

Kemenkes Khawatir Pembiayaan Penyakit Ginjal Meningkat Karena Hal Ini

Rencananya, obat ini akan mulai beredar di pasaran sekitar tahun 2020 setelah melalui serangkaian uji klinis. Djohan mengatakan bahwa dengan diproduksinya obat ini akan memperbaiki kualitas hidup penderita gagal ginjal. 

"Ya tentunya kualitas hidup akan jauh lebih baik, karena kalau tidak diberikan obat ini akan berat dan kualitasnya akan turun drastis dan umur harapan hidupnya akan rendah," kata Djohan. 

Badan Pengawas Obat dan Makanan juga turut mengawal proses uji klinik fase 3 ini untuk menjadi dasar pemberian ijin edar. Hal ini disampaikan oleh Penny K. Lukito, Kepala Badan POM dan didampingi lrawati Setiady, Presiden Komisaris PT Kalbe Farma Tbk dalam konferensi pers yang diselenggarakan di Jakarta hari ini. 

"Uji klinik fase 3 pada efepoetin alfa ini merupakan Iangkah kemajuan yang sangat membanggakan bagi dunia kefarmasian di Indonesia. Kami sangat mengapresiasi Iangkah Kalbe Group yang terus berinovasi dan produktif melakukan riset termasuk pengembangan obat menggunakan teknologi tinggi seperti produk bioteknologi" kata Penny K.Lukito, Kepala Badan POM. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya