10 Negara Terjangkit, Ini Alasan WHO Belum Tetapkan Status Darurat
- VIVA/M Ali Wafa
VIVA – Wabah virus Corona yang pertama kali terjadi di Wuhan, China masih terus merebak. Menurut data World Organization, total kasus yang dikonfirmasi hingga 26 Januari 2020, sebanyak 2.014 kasus, dengan 56 kematian yang semuanya terjadi di Cina.
Dalam paparannya, dengan merujuk data WHO, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono, mengatakan bahwa kasus di Cina sebanyak 1.985 kasus, dan 761 kasus dilaporkan dari Provinsi Hubei.
"Kasus penyebaran sebanyak 29 kasus, dilaporkan dari 10 negara, Jepang, Korea Selatan, Vietnam, Singapura, Thailand, AS, Australia, Perancis, Malaysia, Nepal) dan 3 wilayah Cina yang bukan daratan, Hong Kong, Taiwan dan Macau," kata Anung saat ditemui di Kementerian Kesehatan, Senin, 27 Januari 2020.
Meski demikian, pihak WHO hingga kini masih belum menetapkan kasus tersebut sebagai public health emergency of international concern (pheic). Hal ini juga yang membuat Indonesia belum menetapkan kasus Corona sebagai situasi darurat.
Lantas mengapa WHO masih belum menetapkan virus Corona sebagai public health emergency of international concern?
"Karena expert juga belum menyetujui, kan mereka menggunakan expert untuk ambil kebijakan. Karena nanti implikasinya akan panjang ketika mengambil public health emergency of international concern," kata Anung.
Anung menjelaskan, bahwa jika WHO dan pemerintah di setiap negara telah menetapkan Corona sebagai public health emergency of international concern, konsekuensi yang muncul akan banyak. Salah satunya ialah travel ban dan juga travel warning.
"Yang terjadi perekonomian, tourism dengan penduduk lokal, dsb. karena tadi yg saya sampaikan kalau pun kejadian di China sendiri kan di Hubei 71 juta pendudukanya, dan laporan 2000 sekian dan kematian masih jauh relatif di bawah SARS di periode lalu," kata Anung.
"Dan sudah dikonfirmasi bahwa ada yg sembuh, sembuhnya apakah karena daya tahan tubuhnya makin meningkat dan symptomatic itu yang terus akan di-update oleh who dalam tataran internasional."