Pelayanan Kurang Ramah Bikin Penderita TB Enggan Cek Kesehatan

Ilustrasi Puskesmas.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

VIVA – Banyak orang dengan Tuberkulosis enggan menyadari bahwa memiliki penyakit menular yang berbahaya. Selain karena pandangan orang lain terhadap mereka, pelayanan tenaga kesehatan yang masih kurang bersahabat juga membuat orang dengan TB ogah memeriksakan diri. 

Kematiannya Dianggap Tak Wajar, Makam Seorang Pria di Garut Dibongkar

"Stigma ini memang masih menjadi kendala orang yang kena ini, malu bahkan dia lebih baik ke faskes swasta kita daripada ke Puskesmas," ungkap, Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Garut dr Maskut Farid MM, saat ditemui di kantor Bupati Garut, Jawa Barat, Selasa, 28 Januari 2020. 

Hal ini yang menurutnya menjadi tantangan sekaligus juga masukan bagi pihak pemerintah daerah untuk terus memperbaiki pelayanan ke masyarakat. Maskut mengatakan bahwa pihaknya akan lebih memperbaiki pelayanan agar masyarakat tidak segan untuk memeriksakan diri. 

Petugas Hentikan Ambulans yang Ternyata Digunakan Pemudik untuk Pulang Kampung

"Jadi gimana caranya privasi ini juga harus diusahakan seperti misalnya mereka berobat ke swasta. Jadi nanti kita akan cari pola supaya enggak ada lagi stigma dan pelayanan yang lebih baik," ungkap Maskut. 

Ia melanjutkan bahwa pihaknya juga akan terus melakukan promosi kesehatan kepada masyarakat terkait TB. Sehingga, mereka yang menderita bisa sembuh dan masyarakat sekitar juga tidak lagi memberikan stigma negatif kepada mereka. 

Tanpa Bulan Madu, RM Gelar Pernikahan Lalu Kembali Masuk Bui

"Yang bahaya itu kalau dia enggak diobatin ini yang kita akan dorong. Artinya kalau dia TBC tapi dia diobatin lebih dari 2 minggu sudah aman. Dan juga sudah banyak terbukti bahwa ini bisa diobati," kata Maskut. 

Sebelumnya, ia juga sempat memaparkan bahwa pada tahun 2019 diperkirakan ada 5845 kasus Tuberkulosis yang terjadi di kota Garut. Sedangkan yang baru ditemukan dan diobati hanya baru sekitar 81,9 persen atau sekitar 4788. 

Maskut mengatakan masih ada sekitar 19,1 persen kasus yang masih belum terlaporkan atau under reporting. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya