Korban Meninggal Pertama Akibat COVID-19 di Taiwan adalah Sopir Taksi

Virus corona COVID-19.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Seorang sopir taksi tewas akibat virus corona di Taiwan. Kejadian itu menandai kematian pertama di Taiwan dan kematian kelima di luar Tiongkok akibat wabah yang pertama kali ditemukan di Wuhan tersebut.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Menteri kesehatan Taiwan, Chen Shih-chung, mengatakan dalam konferensi pers yang digelar Minggu, 16 Februari 2020, almarhum adalah seorang pria berusia 61 tahun yang menderita diabetes dan hepatitis B. Hingga saat ini, Taiwan melaporkan 20 kasus yang dikonfirmasi.

Menurut Chen, pia yang meninggal tersebut tidak melakukan perjalanan ke luar negeri baru-baru ini. Namun ia merupakan sopir taksi yang kliennya terutama dari Hong Kong, Macau, dan daratan China. Salah satu anggota keluarganya juga dipastikan memiliki virus.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Ini merupakan kasus penularan lokal pertama Taiwan. Pihak berwenang saat ini juga tengah berusaha berusaha mencari sumbernya.

"Sejauh ini, kami tidak dapat mengumpulkan riwayat kontaknya, jadi kami secara aktif melakukan penyelidikan, berharap untuk mengetahui sumber kontraksi," kata Chen.

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

Korban tewas dari provinsi Hubei naik hingga 100 pada hari Minggu malam, menjadikan jumlah korban jiwa menjadi 1.765. Setidaknya ada 70.400 kasus yang dikonfirmasi di seluruh dunia.

Sekitar 68.500 orang di daratan Tiongkok dipastikan telah terinfeksi virus corona, sementara 2.000 kasus baru dikonfirmasi. Total harian kasus baru terjadi penurunan untuk hari ketiga berturut-turut, tetapi para peneliti telah menyarankan agar berhati-hati.

Penurunan angka yang dilaporkan mengikuti lonjakan pekan lalu ketika provinsi Hubei mengubah cara penghitungan kasus virus. Menghadapi kritik atas penanganan wabah Beijing, Presiden Xi Jinping mengatakan dalam sebuah pidato yang dilaporkan oleh media pemerintah pada Sabtu malam bahwa ia telah memberikan instruksi untuk memerangi penyakit tersebut pada 7 Januari.

Pengakuan ini memicu pertanyaan mengapa potensi bahaya virus tidak disampaikan sepenuhnya kepada publik pada tanggal yang lebih awal. Sebagian besar laporan penyakit tetap terkonsentrasi di Hubei, di mana wabah dimulai, tetapi kasus itu juga telah dikonfirmasi di seluruh Asia, Australia, Amerika Serikat, Eropa, dan, dan baru-baru ini di Afrika.

Lebih lanjut, 70 orang di kapal pesiar Diamond Princess yang dikarantina di Jepang pada hari Minggu dinyatakan positif COVID-19, sehingga totalnya menjadi 355. Di samping itu, ada juga kekhawatiran yang berkembang atas kemungkinan infeksi di antara orang-orang yang turun dari MS Westerdam di Kamboja pada hari Jumat, setelah dikonfirmasi bahwa satu penumpang, yang kemudian terbang ke Malaysia, dinyatakan positif terkena virus.

Empat kematian lainnya terjadi di luar daratan China, di Jepang, Hong Kong, Filipina, dan Prancis. Taiwan pada hari Senin akan mulai menguji semua pasien yang menunjukkan gejala yang berhubungan dengan COVID-19 dan telah melakukan perjalanan ke luar negeri baru-baru ini. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya