Ashraf Sinclair dan Serangan Jantung Pagi Hari yang Lebih Mematikan

Ashraf Sinclair
Sumber :
  • Instagram @ashrafsinclair

VIVA – Kabar duka kini tengah menyelimuti artis Bunga Citra Lestari alias BCL. Sang suami, Ashraf Sinclair meninggal dunia pada hari ini, Selasa, 18 Februari 2020.

Sempat Kena Serangan Jantung, Putra LeBron James Masuk Draf NBA Musim Ini

Manager  BCL, Doddy mengatakan, Ashraf meninggal akibat serangan jantung. Pria berusia 40 tahun itu menghembuskan napas terakhirnya pukul 04.00 WIB.

Tak banyak diketahui, serangan jantung memang cenderung lebih sering terjadi di pagi hari. Bahkan seperti dilansir dari Live Science, serangan jantung yang terjadi di pagi hari mungkin lebih serius dan mematikan dari pada di waktu lainnya. 

Sebelum Meninggal, Donny Kesuma Ngaku Tekuni Pekerjaan di Dunia Malam Selama 20 Tahun

Sebuah studi menunjukkan bahwa orang yang mengalami serangan jantung antara pukul 6 pagi dan siang hari mengalami sekitar 20 persen lebih banyak kerusakan pada jaringan jantung mereka, dibandingkan mereka yang mengalami serangan jantung pada waktu lain.

Pasien dengan lebih banyak kerusakan jaringan setelah serangan jantung diketahui memiliki prognosis yang lebih buruk, termasuk risiko kematian yang lebih besar.

Duka Mendalam Baim Wong dan Armand Maulana atas Kepergian Donny Kesuma

Penelitian itu menyebut bahwa setiap sel dalam tubuh manusia memiliki jam internal sendiri (disebut jam sirkadian), yang memungkinkannya untuk mengetahui jam berapa hari itu. Kondisi itu membiarkan sel mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya. 

"Jika mekanisme ini serba salah, sel-sel dalam tubuh mungkin tidak selalu mengatakan waktu yang tepat," kata Martin Young, dari Baylor College of Medicine di Houston. 

Jika ini terjadi, individu mungkin lebih rentan terhadap stres pada waktu-waktu tertentu dalam sehari dan menderita penyakit, seperti serangan jantung. Ini mungkin menjelaskan mengapa pekerja shift malam berada pada risiko yang meningkat untuk sejumlah penyakit, termasuk penyakit kardiovaskular.

"Jam mereka tidak selaras dengan lingkungan karena cara mereka menjalani hidup," kata Young.

Selain itu, protein dalam otot jantung yang mengikuti ritme sirkadian dapat berperan dalam bagaimana tubuh merespons serangan jantung. Sebagai contoh, beberapa protein dapat hadir dalam konsentrasi yang lebih tinggi pada waktu-waktu tertentu dalam sehari, memberikan efek perlindungan terhadap serangan jantung. 

Di lain waktu, konsentrasi protein ini mungkin lebih rendah dan dapat membuat pasien rentan terhadap serangan jantung. Jika peneliti mengetahui lebih jelas tentang protein ini, mereka mungkin dapat menggunakannya dalam terapi untuk melindungi orang dari serangan jantung. 

Selain itu, studi tersebut menyarankan rumah sakit harus memiliki staf yang baik pada dini hari untuk merawat pasien serangan jantung, kata peneliti studi Borja Ibanez, dari Pusat Nasional untuk Penelitian Kardiovaskular (CNIC) di Spanyol. 

"Staf yang lebih baik akan membantu memastikan arteri koroner pasien dibuka sesegera mungkin, yang akan mengarah pada prognosis yang lebih baik bagi pasien,” kata Ibanez.

Secara kebetulan, penelitian sebelumnya juga menunjukkan serangan jantung lebih mungkin terjadi di pagi hari. Temuan itu menunjukkan orang-orang yang mengalami serangan jantung di pagi hari juga menderita cedera terburuk, menurut Martin Young, dari Baylor College of Medicine di Houston, yang tidak terlibat dalam penelitian ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya