Tinggi Gula Hingga Kanker, Sebahaya Apa Minuman Boba?

Topping Boba
Sumber :
  • Instagram/@Benedict

VIVA – Minuman boba kian hits dan digemari banyak kalangan karena rasanya yang manis, segar, dan mengenyangkan. Minuman yang dicetuskan dari Taiwan ini bisa dipadu dengan teh, susu, kopi serta varian rasa buah.

Pentingnya Deteksi Dini: Gejala Awal serta Faktor Risiko Kanker Serviks yang Harus Diwaspadai

Namun, banyak yang mempertanyakan efek samping dari boba tersebut bagi kesehatan. Sebenarnya, topping boba sendiri tidak berbahaya tetapi minuman boba tentunya tak lepas dari ragam pemanis buatan dan penambah rasa sehingga membuat nutrisi alami minuman boba jadi menurun bahkan hilang.

Boba dibuat dari tepung tapioka yang mana merupakan ekstrak akar umbi, sehingga sangat baik bagi tubuh seperti kandungan seratnya yang tinggi dan karbohidrat yang kompleks. Tapi, saat dibentuk menjadi boba, tepung tapioka diolah dengan air panas dan gula selama 3 jam. Sehingga membuat kalorinya meningkat tajam menjadi 160 kalori per seperempat gelas.

Semangat Kate Middleton Lawan Kanker: Pengobatan Berjalan Lancar

Belum lagi tambahan sirupnya yang membuat kandungan gulanya makin gila. Jika ditotal, rata-rata dalam 16 ons minuman boba mengandung 400 kalori.

Di samping itu, bahaya lainnya juga mengintai. Pada penelitian tahun 2012 oleh peneliti Jerman, ditemukan kandungan poliklorinasi bifenils (PCB) dalam contoh boba. Kandungan itu termasuk dalam kelompok karsinogen yang menurunkan imun, reproduktif, saraf, serta sistem endokrin.

Ternyata Buah Delima Punya Manfaat untuk Sembuhkan Kanker, Benarkah?

Meski begitu, penelitian lebih lanjut hanya menemukan kandungan klorinasi atau bifenils yang sudah diakui aman oleh Food and Drug Administration. Terakhir, disarankan agar mengonsumsi minuman kekinian itu dibatasi dan tidak berlebihan.

"Jika mau menikmatinya, boleh tapi dibatasi. Coba diubah dengan menurunkan kalori dan hanya dikonsumsi sesekali. Pilih susu rendah lemak, pemanis dari susu kelapa atau susu almond agar lemaknya rendah," ujar ahli gizi Hillary Cecere, RD., dikutip dari laman The Healthy, Rabu 19 Februari 2020.

Ilustrasi kanker

Bukan Lagi Penyakit Orangtua, Penderita Kanker di Usia Muda Meningkat 79 Persen

Peningkatan kanker di usia muda ini disebabkan adanya berbagai faktor. Mulai dari perubahan gaya hidup seperti, kurang berolahraga, pola makan tidak sehat hingga lainnya.

img_title
VIVA.co.id
23 April 2024