Peneliti Sebut Virus Corona Bisa Bersarang di Testis dan Bikin Mandul

Ilustrasi pria/laki-laki.
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA – Penelitian terkait penularan dan sejauh apa dampak kesehatan dari virus corona baru atau COVID-19 masih terus dilakukan. Dalam penelitian terbaru, di samping banyak masalah kesehatan yang terkait dengan infeksi virus corona, Covid-19 dapat melakukan lebih banyak kerusakan daripada yang kita pikirkan sebelumnya.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Melalui data yang diperoleh oleh tim ilmuwan medis dari Universitas Kedokteran Nanjing yang dipimpin oleh Dr Jianqing Wang, Kepala Departemen Urologi di Rumah Sakit Suzhou, telah ditemukan bahwa Covid-19 yang telah mengambil alih dunia dapat memiliki efek jangka panjang pada pasien pria yang telah terinfeksi.

Pasien laki-laki yang menderita Covid-19 kemungkinan bisa menjadi tidak subur. Hal ini karena ditemukan bahwa virus corona Covid-19 biasanya menyerang ACE2 (Angiotensin Converting Enzyme 2) dalam jaringan manusia.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

ACE2 (Angiotensin Converting Enzyme 2) paling sering ditemukan pada jaringan ginjal dan testis, terutama sel tubulus ginjal, sel Leydig dan sel dalam saluran seminiferus di testis. Kerusakan pada jaringan-jaringan ini dapat menyebabkan lesi, dan akibatnya, menyebabkan infertilitas pada pria.

Penelitian, yang dilakukan berdasarkan data yang diperoleh dari 146 pasien pria, masih belum dilakukan per review dan dapat diakses online di medRxiv. Anggota tim juga telah menyarankan dokter dan dokter untuk memonitor fungsi ginjal pasien pria mereka untuk memastikan bahwa mereka dapat mendeteksi kelainan selama perawatan.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Dalam laporan situasi terbaru WHO, mengatakan bahwa pihaknya tengah bekerja dengan jaringan statistik internasional dan pemodel matematika untuk memperkirakan parameter epidemiologis kunci COVID19, seperti periode inkubasi (waktu antara infeksi dan timbulnya gejala), rasio fatalitas kasus (CFR, proporsi kasus yang mati), dan interval serial (waktu antara on set gejala dari kasus primer dan sekunder).

Laporan analisis yang memperkirakan parameter ini disediakan dalam Laporan Situasi terkini sebagai ringkasan dari bukti yang tersedia saat ini. Nilai-nilai itu harus dianggap sebagai pendahuluan dan parameter kemungkinan akan diperbarui ketika lebih banyak informasi tersedia.

Pemodelan dapat mendukung pengambilan keputusan tetapi perlu dikombinasikan dengan pengumpulan data yang ketat dan analisis situasi yang komprehensif.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya