- U-Report
VIVA – Meninggalnya salah satu figur publik akibat penyakit jantung beberapa waktu lalu membuat heboh banyak pihak. Selain karena usianya yang masih relatif muda, banyak pihak menghubungkan kematian mendadak tersebut dengan penyakit GERD atau Gastroesophageal reflux disease.
Tapi, benarkah GERD bisa menyebabkan kematian mendadak? Dalam tayangan Hidup Sehat di tv One, dr Kaka Renaldi, SpPD-KGEH, FINASIM menjelaskan kabar yang masih sering disalahpahami masyarakat.
"Banyak sekali pasien mendapatkan informasi GERD menyebabkan kematian, itu asam lambung yang naik ke atas heart burn," ungkap Kaka dalam tayangan Hidup Sehat, di tvOne, Senin, 24 Februari 2020.
Ia menjelaskan bahwa pada penderita penyakit GERD memang sering terasa ada yang mengganjal di leher. Selain itu, pada penderita penyakit GERD juga kerap timbul karang gigi, bau mulut, hingga nyeri dada.
"Banyak orang sering panik kalau nyeri dada karena serangan mirip serangan jantung kalau keluhan nyeri dada," ungkap Kaka
Oleh karena itu untuk memastikan diagnosis lebih baik untuk dilakukan skrining Elektrokardiogram atau EKG. Alat ini menilai irama jantung dan detak, dan membantu mendeteksi tanda-tanda penyakit jantung dan potensi pembesaran jantung.
Sehingga jika tidak ditemui adanya tanda penyakit jantung, besar kemungkinan nyeri dada itu ditimbulkan oleh GERD. Ia juga menyarankan khawatir jika mengalami GERD, walaupun terkadang kondisinya tidak nyaman.
"Jadi kadang pasien GERD datang ke dokter jantung, ada pasien yang dianggap GERD ternyata serangan jantung. Makanya harus dievaluasi jantung pasien, oleh karena itu penting untuk diperiksa EKG," kata Kaka.
5 Benefits of Fasting for People with GERD
Gastroesophageal reflux disease (GERD) is a condition characterized by the reflux of stomach acid into the esophagus, causing symptoms such as heartburn, regurgitation,
