Soal Corona, Kemenkes: Pemerintah Tak Bilang Indonesia Bebas COVID-19

Evakuasi WNI di Wuhan Terkait Penyebaran Virus Corona.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Kementerian Luar Negeri RI/mrh/aww

VIVA – Cepatnya penyebaran 2019 novel Coronavirus, COVID-19 yang dimulai pada akhir Desember 2019 Ialu, membuat pihak terkait termasuk ilmuwan dan praktisi kesehatan dunia bekerja keras untuk menemukan pola pengobatan dan vaksin untuk mengatasi penyebaran coronavirus. Selagi menunggu perkembangannya, langkah pencegahan perlu dilakukan tanpa henti.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Menurut laporan WHO per tanggal 24 Februari 2020 telah terjadi 78.811 kasus COVID-19. 77.042 kasus di antaranya dilaporkan dari China (tersebar di 34 wilayah termasuk Hong Kong, Macau, dan Taipei). Telah terkonfirmasi, kasus ini dilaporkan juga terjadi di 28 negara di luar negara China. Data nya menunjukkan, sebanyak 1.402 kasus dengan 17 kematian di 6 negara (Filipina, Jepang, Republik Korea, Perancis, Iran, dan Italia). Bagaimana dengan Indonesia?

"Kini sudah 34 negara yang konfirmasi positif COVID-19. Pemerintah tidak bilang Indonesia bebas dari COVID-19 tapi memang kasusnya belum ditemukan. Berbagai cara telah dilakukan pemerintah seperti memperketat screening di berbagai pintu masuk," ujar Staff Khusus Menteri Kesehatan Bidang Pembangunan dan Pembiayaan Kesehatan dr. Alexander K. Ginting, dalam acara konferensi pers di kawasan Cikini, Jakarta, Rabu 26 Februari 2020.

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Pintu-pintu masuk yang dìmaksud seperti di bandara dan pelabuhan internasional serta melakukan identifikasi dan mitigasi mengidentiflkasi daerah yang berisiko menjadi pintu masuk virus mematikan itu. Terutama, karena memiliki akses langsung dari dan menuju Tiongkok. Dokter Alexander menambahkan, daya tahan tubuh menjadi kunci untuk menghadapi virus corona jenis baru itu.

Organisasi Kesehatan Dunia  atau WHO juga menyarankan untuk menjaga kebersihan dengan mencuci tangan, menjaga etika batuk, mengonsumsi makanan sehat serta meningkatkan kekebalan tubuh dengan perbanyak vitamin.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Namun perlu diketahui, sistem kekebalan tubuh pada orang dapat berbeda disebabkan oleh faktor usia pola makan dan gaya hidup, di sinilah peran vitamin dan suplemen makanan dapat mengambil peran.

"Suplemen dan vitamin juga perlu dikonsumsi terutama untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Setidaknya untuk asupan harian, banyak ahli nutrisi dan kesehatan menganjurkan untuk mengkonsumsi setidaknya Vitamin C 3,000 milligram per hari, vitamin D3, Magnesium 400 mg per hari, Zinc 20 mg perhari dan selenium 100 mikrograms,” ujar dr. Alexander.

Tubuh memiliki sistem pertahanan mandiri, sebagai mekanisme alami untuk melawan masuknya benda asing dari luar, seperti virus, bakteri, jamur. Bila daya tahan tubuh Iemah, maka virus, bakteri dan jamur akan mudah masuk. Selain itu, dibutuhkan juga olahraga dan mengkonsumsi vitamin dan nutrisi seimbang.

"Tindakan pencegahan dengan menjaga daya tahan tubuh akan menjadi penting dalam menanggulangi penularan berbagai penyakit. Untuk itu, kami berkomitmen untuk terus melakukan upaya edukasi guna menanggulangi berbagai penyakit dan berkontribusi terhadap upaya pemerintah dalam menciptakan masyarakat Indonesia yang sehat dan sejahtera," ujar Asosiasi Pengusaha Suplemen Kesehatan Indonesia (APSKI) Patrick Kalona.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya