Hantavirus: Gejala, Seberapa Bahaya, Penularan hingga Cara Mencegahnya

Tikus.
Sumber :
  • Unsplash/freestock

VIVA – Pandemi virus corona atau COVID-19 saja belum berakhir, warganet sudah dihebohkan lagi dengan virus yang disebut hantavirus. Virus ini menyebabkan seorang pria di China meninggal dunia.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Hantavirus kemudian dengan cepat menjadi trending topic di Twitter. Kata hantavirus juga mulai banyak dicari di AS sejak Selasa pagi. 

Dilansir Market Watch, sebenarnya hantavirus sudah ada sejak lama dan mungkin sudah berabad-abad. Virus ini paling lazim ditemukan di China dengan jumlah kasus antara 16.000 – 100.000 kasus per tahun. Lalu, apa itu hantavirus?

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

Tidak seperti virus corona yang menular lewat droplet atau percikan air dari batuk atau bersin seseorang, hantavirus disebarkan melalui urine, kotoran dan air liur tikus. Faktanya, hingga saat ini, belum ada kasus sindrom paru hantavirus (HPS) yang telah dilaporkan di Amerika Serikat di mana virus ditularkan dari satu orang ke orang lain. Jadi, penyebaran hantavirus bisa dicegah dengan menghindari kontak dengan tikus. 

Baca Juga: Heboh Hantavirus, Jangan Panik! Ini Kenapa Kamu Gak Perlu Khawatir

Pakar Imbau, Waspadai Pandemi Disease X, Mematikan Dibanding COVID-19

Di Amerika Serikat, hantavirus dikenal sebagai 'New World', dan dapat menyebabkan sindrom paru hantavirus (HPS), dengan gejala antara lain, kelelahan, demam, nyeri otot pada tahap awal, serta batuk dan sesak napas di kemudian hari. 

Kemudian di Eropa dan Asia, hantavirus dikenal dengan nama 'Old World'. Virus ini dapat menyebabkan demam berdarah, dengan sindrom ginjal (HFRS), dengan beberapa gejala seperti, sakit kepala hebat, saking punggung dan perut, demam, kedinginan, mual dan pandangan kabur. Kedua penyakit tersebut dianggap langka tetapi bisa berakibat fatal. 

Bagaimana orang bisa terinfeksi hantavirus?

CDC mencatat bahwa infeksi hantavirus manusia cenderung terjadi secara sporadis, dan paling sering di daerah pedesaan dengan hutan, ladang dan pertanian yang menarik habitat bagi inang hewan pengerat ini. Terutama tikus rusa di AS, meskipun tikus kapas, tikus padi dan tikus putih juga dapat membawa hantavirus.

Tikus-tikus itu kemudian menumpahkan virus melalui air liur, urine dan kotoran. Orang biasanya menghirup tetesan-tetesan kecil yang mengandung virus yang menguap ke udara. Ini bisa terjadi saat kamu membersihkan area rumah di mana terdapat tikus yang tinggal di sana, seperti membersihkan gudang atau bangunan yang sudah lama tidak digunakan. 

Para peneliti meyakini orang-orang dapat terinfeksi hantivirus jika mereka menyentuh sesuatu yang telah terkontaminasi urine, kotoran atau air liur tikus, kemudian menyentuh hidung atau mulut mereka. Untuk itu mencuci tangan sangat disarankan. 

Ada juga yang mengatakan, orang dapat terinfeksi virus ini karena mengonsumsi makanan yang sudah terkontaminasi urine, kotoran dan air liur tikus. Dan dalam kasus yang jarang terjadi, virus dapat menyebar jika tikus menggigit seseorang. 

CDC menyatakan, hantavirus yang menyebabkan penyakit pada manusia di Amerika Serikat tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain, seperti melakukan kontak dengan orang lain dengan menyentuh atau mencium, atau dari petugas kesehatan yang merawat seseorang yang mengidap penyakit itu. 

Seberapa bahaya virus ini?

Jika terinfeksi HPS (hantavirus pulmonary syndrome) dan HFRS (demam berdarah dengan sindrom ginjal) dapat berakibat fatal. HPS memiliki tingkat kematian mencapai 38 persen. Bergantung pada virus mana yang menyebabkan HFRS, kematian terjadi kurang dari 1-15 persen pasien. 

Tetapi kedua penyakit itu juga sangat jarang dan sementara beberapa pasien memiliki waktu pemulihan yang lama dalam hitungan minggu atau bulan. Ada banyak pasien yang pulih total tanpa komplikasi yang berkepanjangan. 

Cara mencegah dan meminimalkan risiko?

Hal terbaik yang dapat kamu lakukan adalah dengan menghindari kontak dengan tikus di rumah, tempat kerja, atau di manapun itu. Tutup semua lubang atau celah di rumah, apartemen atau garasi yang memungkinkan tikus untuk masuk. Pasang perangkap di dalam atau sekitar rumah untuk memerangi kutu tikus. Terakhir, tutup makanan dengan rapat agar tidak terjamah oleh tikus. Kebersihan adalah kuncinya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya