Pemerintah: Social Distancing Tak Hanya di Luar tapi Juga Dalam Rumah
- ANTARA FOTO/Fauzan
VIVA – Sore ini, Rabu 25 Maret 2020, Juru Bicara Penanganan Corona COVID-19, Achmad Yurianto, mengumumkan update jumlah kasus COVID-19 di Indonesia. Jumlah pasien positif menjadi 790 orang, 58 orang meninggal, dan 31 orang dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang.
Dalam laporannya, Yuri mengimbau untuk terus melakukan social distancing, sebagai upaya mencegah dan memutus rantai penyebaran COVID-19 ini. Ia mengatakan, social distancing tidak hanya dilakukan di luar rumah saja, tapi juga di dalam rumah.
"Harus dilaksanakan pembatasan kontak fisik dalam komunikasi sehari-hari, bukan hanya di luar rumah tapi dalam rumah," ujarnya di YouTube BNPB, dipantau VIVA, Rabu, 25 Maret 2020.
Menurut Yuri, hal ini penting dilakukan karena COVID-19 adalah penyakit menular dari orang yang sakit ke orang yang sehat melalui percikan ludah pada saat batuk, bersin, dan berbicara. Hal itulah yang memunculkan timbulnya penyakit.
"Gambaran orang sakit tidak didominasi oleh orang yang terlihat sakit berat, bahkan ada yang tidak bergejala sama sekali. Ini penting jaga jarak setidaknya jarak 1,5 meter ini kunci," lanjut dia.
Menurut Yuri, melakukan social distancing bukanlah pekerjaan yang sulit. Maka, dia meminta peran serta masyarakat agar selalu mengingatkan orang lain untuk menjaga jarak sebagai upaya pencegahan virus corona.
"Ini kenapa pemerintah serukan kerja di rumah, ibadah di rumah, belajar di rumah. Ini untuk mengurangi penularan penyakit," kata dia.
Yuri juga menyampaikan dua hal terkait pencegahan COVID-19. Dan yang harus ditanamkan pada diri masing-masing adalah jangan sampai sakit. Lalu, apa saja dua hal itu?
"Pertama jaga jarak dalam kontak interaksi sosial bukan hanya di luar rumah tapi di dalam rumah. Kedua, kalo ada yang sakit gunakan masker. Paling penting dari semua itu cuci tangan pakai sabun. Jauh lebih aman pake sabun daripada hand sanitizer," tutup Yuri.