Tocilizumab Diklaim Efektif Obati 90 Persen Pasien Virus Corona

Ilustrasi vitamin/obat.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Obat Tocilizumab disebut efektif sembuhkan 90 persen pasien virus corona jenis baru atau COVID-19. Para pasien yang sempat positif terserang virus tersebut didiagnosis mengalami gejala yang berat hingga kritis.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Dikuyip dari laman Daily Star, Rabu, 26 Maret 2020, para pasien tersebut dirawat di dua rumah sakit berbeda di Provinsi Anhui, China. Mereka diberikan terapi dari obat itu, rutin sejak 5 hingga 14 Februari 2020.

Jika analisis ini benar-benar efektif, obat tocilozumab dapat memiliki konsekuensi besar bagi umat manusia dalam membantu mengatasi pandemi ini di seluruh dunia.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Diketahui, organisasi kesehatan dunia atau WHO sudah menetapkan penyebaran COVID-19 dalam status pandemi, yang artinya sudah mewabah ke hampir seluruh negara di dunia.

Tocilizumab, atau dikenal sebagai Actemra dan diproduksi oleh perusahaan farmasi Swiss, Roche, biasanya digunakan untuk mengatasi radang sendi. Pada pasien COVID-19, setelah hanya beberapa hari diberi Tocilizumab, demam pasien turun dan semua gejala lainnya membaik.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Lima belas dari 20 pasien yang terlibat dalam percobaan terlihat mendapatkan suplai oksigen kembali, dan 19 orang dipulangkan rata-rata 13 hari setelah perawatan. Di China, para peneliti sedang menguji obat ini dalam uji klinis yang akan mencakup 188 pasien dan berjalan sampai 10 Mei 2020.

“Tocilizumab adalah pengobatan yang efektif pada pasien COVID-19 yang parah, yang memberikan strategi terapi baru untuk penyakit menular yang fatal ini," ujar salah seorang peneliti.

Genetech, sebuah perusahaan bioteknologi yang berbasis di Amerika Serikat, sekarang meluncurkan uji coba, untuk menilai apakah Tocilizumab dapat digunakan untuk mengobati orang dewasa di AS. Di mana saat ini Amerika menjadi negara dengan kematian tertinggi ke-3 terkait virus corona.

Uji coba ini akan melibatkan sekitar 330 pasien di seluruh dunia yang akan diobservasi selama 60 hari, dengan perekrutan akan dimulai pada awal April 2020. Kepala petugas medis Genentech Levi Garraway mengatakan, timnya sedang memulai uji klinis untuk mempelajari Actemra untuk perawatan orang yang dirawat di rumah sakit dengan pneumonia akibat virus corona.

"Sehingga kami dapat lebih baik menentukan peran potensial Actemra dalam memerangi penyakit ini. Pengumuman hari ini adalah contoh penting tentang bagaimana industri dan regulator dapat berkolaborasi dengan cepat untuk mengatasi pandemi COVID-19, dan kami akan membagikan hasilnya sesegera mungkin,” pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya