Kata Ketua IDI Soal Ancaman Mogok Tenaga Medis Layani Pasien COVID-19

Petugas medis menggunakan pakaian APD (Alat Pelindung Diri)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Destyan Sujarwoko

VIVA – Kelangkaan APD membuat para tenaga medis dan tenaga kesehatan yang menangani pasien COVID-19 terancam terinfeksi virus corona. Para tenaga kesehatan ini bahkan mengancam, jika tak dilengkapi alat pelindung diri atau APD dalam penanganan pasien corona, mereka lebih baik tidak bekerja.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Karena hal ini, lima organisasi profesi kesehatan mulai dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia), PDGI (Persatuan Dokter Gigi Indonesia), PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia), IAI (Ikatan Apoteker Indonesia), dan Ikatan Bidan Indonesia. Terkait hal itu, Humas IAI (Ikatan Apoteker Indonesia) membuat pernyataan untuk tidak menangani pasien COVID-19 jika mereka tidak dilengkapi APD. Mereka meminta pemerintah segera memberi jaminan APD.

Mengenai hal ini, Ketua Umum IDI, dr Daeng M Faqih menegaskan bahwa  penyataan tersebut memang dikeluarkan oleh PB IDI dan tenaga medis lainnya. "Surat itu dari kawan-kawan termasuk kawan-kawan spesialis tenaga kesehatan," katanya di acara Apa Kabar Indonesia Pagi di tvOne, Sabtu, 28 Maret 2020.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Dijelaskan oleh dr Daeng, surat pernyataan yang tersebar di media sosial itu sebenarnya ada satu paket termasuk SOP dan pemakaian APD. Surat itu bermaksud mengingatkan kembali kawan-kawan tenaga kesehatan, jika sampai tidak menggunakan APD jangan nekat merawat pasien COVID-19.

"Kalau enggak pakai APD akan langsung tertular, kalau tenaga kesehatan tertular, mereka malah enggak bisa merawat lagi," kata dr Daeng.

Prof Tjandra: Ramai Kasus Depresi di Kalangan PPDS, Ini 5 Rekomendasi Tindak Lanjut Perlu Dilakukan

Soal kabar ancaman mogok jika tenaga kesehatan bekerja tanpa APD, dr Daeng membantah adanya ancaman mogok kerja.

"Di surat itu enggak ada di situ ancaman mogok," kata dr Daeng.

Diakuinya, tenaga medis saat ini yang berada di lini depan tetap semangat dan tetap dengan kerelaan menangani pasien pasien dengan COVID ini.

"Tapi kami minta hati-hati pada kawan-kawan jangan sampai tidak pakai APD karena berisiko besar, karena mereka sangat dekat dengan pasien. Kalau petugas banyak yang tumbang siapa lagi nanti yang rawat pasien yang makin banyak," katanya menanggapi isu ancaman mogok petugas medis layani pasien COVID-19.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya