Kata Pemerintah Terkait Alasan Kasus COVID-19 Meningkat Tajam

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay

VIVA –  Juru Bicara Pemerintah untuk penangan COVID-19, Achmad Yurianto mengumumkan penambahan kasus positif corona. Per Minggu, 29 Maret 2020, tercatat ada penambahan 130 kasus positif, sehingga jumlah pasien positif corona di Indonesia per hari ini adalah 1.285 kasus. 

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Peningkatan jumlah kasus pasien positif corona di Indonesia, disebut Yuri, lantaran masih adanya kontak dekat atau close contact. Maka dari itu, Yuri meminta masyarakat untuk menjaga jarak dalam berkomunikasi. 

“Upayakan untuk di dalam rumah, karena pahami betul bahwa penularan virus ini dari orang yang sakit kepada orang yang sehat melalui kontak dekat,” katanya dalam konferensi pers yang disiarkan langsung di YouTube BNPB.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Yuri melanjutkan, COVID-19 ini ditularkan dari percikan-percikan ludah (droplet) kecil orang sakit saat batuk, bersin, dan berbicara ke sekitarnya. Ketika ada orang yang sehat di sekitarnya yang berjarak kurang dari 1,5 meter, droplet tersebut masuk ke dalam mulut atau hidung ke saluran nafasnya sehingga bisa tertular.

Droplet bisa saja terkena ke barang-barang yang sering disentuh tangan, ketika dia tidak cuci tangan kemudian langsung makan, menyentuh mulut, hidung, mata bisa saja meningatkan perpindahan virus. Untuk itu menjaga jarak lebih dari 1,5 meter dan mencuci tangan menjadi kunci,” kata dia.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Yuri juga menjelaskan, jika masyarakat terpaksa harus keluar rumah, penting untuk menghindari kerumunan. Selain itu dia juga meminta masyarakat menggunakan masker ketika berada di kerumunan. 

“Hindari menyentuh wajah, penularan cukup banyak terjadi, praktikan betul etika batuk bersin,” serunya.

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024